Penjualan Sapi Kurban di Tenggarong Turun Drastis
Kukar, nomorsatukaltim.com - Semua sektor terdampak, akibat kasus COVID-19 di Kutai Kartanegara (Kukar). Itupun juga dirasakan oleh Luqman, salah satu pedagang sapi kurban musiman dari Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar).
Pedagang yang tiap tahun berjualan di Tenggarong ini, mengaku harus putar otak. Karena mengalami penurunan penjualan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tidak main-main, penurunan hingga 30 persen lebih, diakui oleh Luqman penurunan karena kasus COVID-19 di Kukar yang belum kunjung usai. Padahal kurang dari seminggu lagi jelang perayaan Hari Raya Iduladha 1442 Hijriah. Dari sekitar 77 ekor sapi yang dijualnya, masih sekitar puluhan yang belum laku terjual. Dibanding 2020 lalu, ketika sudah mendekati hari H Iduladha, dirinya kembali menambah pasokan sapi kurban dari Sulbar untuk memenuhi permintaan pelanggan. Otomatis, dengan menurunnya ekonomi masyarakat, turut berimbas pada daya beli masyarakat. "Puluhan yang belum laku, mas," ujar Luqman sambil mengelus sapi jualannya, Selasa (13/7/2021). Belum lagi modal yang harus dikeluarkan oleh Luqman. Bersama teman-temannya sebanyak 9 orang, yang datang dari Sulbar. Banyak biaya perjalanan yang keluar. Ditambah biaya kehidupan selama sebulan. Tentu perlu menguras kocek dalam-dalam. Belum lagi, saat ini untuk masuk ke Kukar perlu swab antigen sebagai salah satu syaratnya. Tentu keuntungan pun sangat minim didapat. Dihitung-hitung paling tidak satu ekor hanya mendapati keuntungan hingga Rp 500 ribu per ekornya. Dengan harga jual di antara Rp 15-19 juta per ekor. Luqman mengatakan, ia memang terbiasa menjual sapi jenis lokal dari Sulbar. Karena memang jenis sapi ini, cukup jadi incaran para pembeli di Kukar. "Ini semuanya asli langsung dari sapi lokal Sulbar," pungkas Luqman. (mrf/zul)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: