Supriyadi: Weekday Berdasi, Weekend Bertani

Supriyadi: Weekday Berdasi, Weekend Bertani

Kutai Kartanegara, nomorsatukaltim.com - Banyak cara dilakukan setiap orang untuk melepaskan penat. Setelah melakukan aktivitas sepekan penuh, bergelut dengan dunia pekerjaan. Kadang juga sekadar menyegarkan kembali pikiran yang kalut. Mulai dari sekadar jalan-jalan, menghabiskan akhir pekan, berolahraga santai hingga olahraga ekstrem.

Namun berbeda dengan Supriyadi, Ketua Komisi I DPRD Kutai Kartanegara (Kukar). Memilih mengurus kebunnya, di Desa Jonggon, Kecamatan Loa Kulu. Alasannya aktivitas tersebut tidak bisa jauh-jauh darinya, yang memang hidup dan tumbuh bersama orang tua yang berasal dari seorang petani. Sehingga di tengah kesibukannya menjadi corong rakyat, menyempatkan mengurus kebun karet seluas kurang lebih 2 hektare miliknya. "Bukan sekadar hobi, malah sudah mendarah daging aktivitas berkebun ini," ujar Supriyadi. Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini terlahir dari Rahim sepasang petani. Orang tuanya mengikuti program transmigrasi dari Jawa ke Desa Jonggon, Kutai Kartanegara. Karena itulah, bertani bukan hal yang asing baginya. Justru membuat Supriyadi ketagihan, hingga membeli tanah kebun dan menggarapnya sendiri. Dengan motor khusus, sepatu booth dan sbeilah parang, saban akhir pekan mengunjungi kebun kesayangannya. Ia siap melibas semak dan rerumputan yang tumbuh liar. Sangat kontras ketika saat ia memimpin sidang di DPRD Kukar, dengan jas ataupun kemeja berwarna biru kegemarannya. Melambangkan partai mana ia berasal. Ditemani kopi hitam buatan sendiri, Supriyadi mengelola kebun karetnya seorang diri. Kadang, anak dan istrinya ikut menemani. Ini sekaligus mengingatnya kembali, bahwa sejatinya, anggota DPRD adalah seorang rakyat. Jika atribut dilepas, tak ada bedanya dengan petani. Atau pedagang, atau pekerjaan lainnya. Karena itulah, dalam menjalankan tugasnya sebagai legislator, Supriyadi berupaya mendengar persoalan rakyat, yang juga menjadi persoalan pribadinya, untuk dipecahkan. Karena itu, dalam setiap kesempatan berkebun, ia selalu menyempatkan diri menyerap informasi penduduk setempat. Mendengar keluh kesah yang mungkin saja ia sampaikan di gedung dewan yang terhormat.   Meskipun tidak bisa dipungkiri, dirinya sebagai wakil rakyat tidak memiliki waktu khusus untuk libur seperti orang kantoran. Kadang di akhir pekan pun ia tetap menjalankan aktivitasnya sebagai wakil rakyat, jika memang saat itu ia diperlakukan oleh konstituennya. Berkebun pun diakuinya tidak ingin asal berkebun saja. Namun dijadikannya aset masa depannya. Menjadi satu dari sekian ladang penghasilan yang bisa ia kumpulkan. Untuk jangka panjang. Sehingga ia pun memilih menanam pohon karet. Diakuinya cukup menjanjikan ketika ia bukan lagi seorang wakil rakyat. Jadi dapat beberapa keuntungan sekaligus. Sehat, memuaskan hasrat berkebun, hingga menambah pundi-pundi penghasilan di masa depan. “Sekaligus melepas penat, minimal kita bisa sambil olahraga lah," ungkap Ketua PAN Kukar ini. Ia pun berkeinginan menambah kembali luasan jumlah kebun miliknya. Tidak hanya sekedar memuaskan hasratnya untuk mengenang aktivitas masa kecilnya saja. Namun juga sebagai aset masa depan untuknya. Dikelola bersama keluarga, bahkan bisa saja dikelola anak-anaknya kelak ketika memang hobi mandarah dagingnya ini ikut menular ke anaknya. "Basic-nya memang turunan anak petani," tutupnya sambil tertawa. (*)   Pewarta: Muhammad Rafii

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: