Protes ke PSSI, Persiba Tolak Format Liga 2

Protes ke PSSI, Persiba Tolak Format Liga 2

Balikpapan, nomorsatukaltim.com- Belum saja dimulai. Liga 2 2021 sudah ramai. Bukan karena sambutan baik para kontestan. Tapi karena regulasi yang dikeluarkan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB). Persiba pun tolak keras format tersebut.

Kompetisi kasta kedua sepak bola nasional itu menggunakan sistem home tournament. Dengan membagi menjadi empat grup. Masing-masing grup berisikan enam tim. Sama seperti format ketika Liga 2 hendak digulirkan kembali pasca dihentikan tahun lalu. Sikap Persiba Balikpapan tampaknya jadi tamparan keras buat federasi dan operator kompetisi. Presiden Persiba Gede Widiade dengan tegas menilai format tersebut tidak ideal. Mengingat selama setahun tak ada kompetisi. Sebagian klub tetap menghidupi pemain. Belum lagi masa persiapan yang membutuhkan dana yang besar. Sementara nasib klub hanya ditentukan pada 10 pertandingan. Di Persiba sendiri misalnya. Gede tetap memberikan gaji kepada seluruh pemain Persiba. Padahal kontrak mereka sudah habis tahun lalu. Meskipun tak banyak, sangat berarti bagi pemain. Maka tak ayal, sebagian pemain mencari sampingan. Hitung-hitung ada pemasukan bulanan. Ada yang jualan es kopi, makanan, hingga ikut tim tarkam di kampung halaman. Semua itu gambaran dampaknya sepak bola tanpa Indonesia tanpa kompetisi. "Bayangkan kalau main di empat grup dengan enam klub, berarti hanya 10 pertandingan. Berarti hidupnya kan ditentukan dengan 10 pertandingan. Apabila gagal, tinggal nunggu degradasi atau tidak. Bayangkan mereka yang punya klub sudah berdarah-darah puluhan miliar hanya ditentukan oleh 10 pertandingan," ujar Gede dengan tegas. Ya, format kompetisi nanti  akan menggunakan format round robin ganda atau setiap klub bertemu dua kali. Agar mematahkan rantai penyebaran COVID-19 jadi dasar keluarnya keputusan tersebut. Hal ini tentu sangat berbeda dengan Liga 1. Tetap menggunakan format full kompetisi. Meskipun digelar di tempat netral berseries. Bagi Gede ini merupakan bukti bahwa klub Liga 2 selalu dianaktirikan. Klub beserta pemain pasti kena dampaknya. Karena dalam mengelola klub, dirinya tidak sedikit mengeluarkan rupiah. Bahkan bisa sampai miliaran. "Tolong Pak Jarno (Sudjarno, Direktur Operasional LIB) Pak Dirut (Akhmad Hadian Lukita, Direktur Utama LIB), buka hati bapak-bapak. Kami sudah keluar darah dan uang, perhatikan, yang fair saja (format kompetisi), kalah-menang itu urusan pertandingan, yang fair," tambah pengusaha asal Surabaya tersebut. Tak hanya itu. Hadirnya kompetisi yang baik tentu berdampak pada sepak bola yang baik. Terutama soal timnas. Sudah jelas seluruh pemain mengincar timnas. Bisa membela negara di kejuaraan internasional. Kesempatan itu hanya bisa didapatkan dengan kompetisi yang sangat menjunjung tinggi nilai fair play. “Kompetisi ini tujuannya adalah pembinaan, esensinya adalah pembinaan. Ujung pembinaan adalah menelurkan pemain yang baik, pemain yang baik akan mencapai kepada Timnas yang baik," kata mantan Dirut Persija Jakarta itu. "Kalau klub dan kompetisinya enggak bagus, hasilnya pemainnya pasti enggak bagus. Kalau pemainnya enggak bagus, berarti Timnas-nya enggak akan bagus. Jadi menurut saya, iklim atau tren positif di sepakbola harus diimbangi oleh perubahan-perubahan ke arah positif dari federasi maupun dari operator," tegasnya. Sebagai bentuk ketegasan, Persiba langsung melayangkan surat protes ke PSSI. Yang ditujukan langsung kepada Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan. Di sisi lain Persiba sangat setuju dengan kompetisi nanti yang tanpa penonton. Juga dibarengi protokol kesehatan yang ketat. Tapi secara garis besar, menolak keras soal format kompetisi yang dianggap merugikan klub. Beruang Madu menginginkan format full kompetisi. Layaknya Liga 1. Baik dibagi dua wilayah ataupun tidak. Selain Persiba, beberapa klub Liga 2 lainnya juga menolak format gelembung atau bubble tersebut. Seperti PSMS Medan, Semen Padang, hingga klub pendatang baru Persigo Semeru Hizbul Wathan. Satu Pemain Mundur Di tengah riuhnya soal format kompetisi. Skuat Persiba Balikpapan tetap menjalani latihans seperti biasa. Ini sudah hampir sepekan Bryan Cesar dkk.berada di Jakarta. Untuk persiapan menghadapi kompetisi. Beberapa muka baru turut hadir. Mencoba cari peruntungan dalam skuat asuhan Alfredo Vera. Ada tiga pemain. Yakni Mariando, Tedi Berlian, dan Andre Putra. Dua nama terakhir datang dengan status seleksi. Sementara Mariando sudah direkomendasikan Vera untuk direkrut. Tinggal menunggu persetujuan manajemen. Pemain yang seleksi tersebut hadir untuk menggantikan peran Irsan Lestaluhu yang hiijrah ke Borneo FC. Sayang satu di antara mereka memilih mundur. Karena mengalami cedera. Saat ini sedang dalam pemulihan. ”Ya, untuk Andre Putra kemarin pamit. Karena dia masih rasa belum siap. Makanya mau proses penyembuhan dulu,” ujar Vera. Andre atau yang disapa Ambon memang sedang cedera. Sebenarnya sebelum mengikuti latihan bersama skuat Beruang Madu. Ambon dalam tahap pemulihan. Sehingga Vera kini tinggal melihat perkembangan Tedi Berlian. Pemain sarat pengalaman itu diharapkan bisa memenuhi ekspatasi Vera. ”Untuk Tedi masih latihan sama kami. Aku mau lihat beberapa hari lagi untuk bisa ambil keputusan,“ tambah mantan juru taktik Persebaya dan Persipura itu. Selama berada di Jakarta nanti. Skuat Beruang Madu rencananya bakal menggelar uji coba. Hanya saja belum bisa dipastikan klub mana yang jadi lawan. Tapi itu perkara mudah. Mengingat di sana banyak klub profesional. Mulai dari Liga 1 maupun Liga 2. Setidaknya Vera bisa mengukur sejauh mana kemampuan anak asuhnya. Sudah cukup atau malah masih kurang.  (fdl2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: