Mirza: Olahraga Menembak Sangat Sulit

Mirza: Olahraga Menembak Sangat Sulit

Samarinda, nomorsatukaltim.com – Salah satu atlet menembak Kaltim, Mirza Indra menceritakan sisi lain dari cabor yang digelutinya. Menembak disebutnya sangat berbeda dengan olahraga lainnya. Karena untuk menang di sebuah kejuaraan, syarat utamanya bukan menaklukkan lawan, tapi mengalahkan diri sendiri. Nah, begini kesahnya, Wal.

Coba sebut olahraga kesukaan kalian. Sepak bola, basket, voli, balap motor, atau bahkan catur. Atau cabor beladiri seperti gulat dan MMA. Apa saja. Olahraga-olahraga itu, punya satu kesamaan. Soal syarat memenangkan sebuah laga.

Untuk bisa meraih kemenangan, atlet-atlet dari cabor di atas harus memenuhi dua aspek. Yakni matang secara tim atau individu dulu. Lalu bisa menaklukkan lawan tanding. Kita sepakat soal itu, ya?

Sementara menembak sasaran beda. Karena cabor ini tidak menghadapkan penembak dengan penembak. Tidak ada adegan saling tembak. Sehingga mereka tidak perlu keahlian bertahan atau menyerang secara khusus.

Seperti tajuknya, menembak sasaran. Para penembak dihadapkan dengan titik sasar dengan poin berbeda-beda. Untuk bisa menang, mereka harus mengarahkan peluru ke titik terbaik. Dan tahu apa bagian tersulitnya? Melawan diri sendiri. Kedengarannya pembualan, ya. Tapi memang inilah kenyataannya.

Penembak kawakan Perbakin Kaltim asal Samarinda, Mirza Indra. Di tengah keikutsertaannya di Kejurnas Menembak beberapa waktu lalu. Menyempatkan bercerita soal tantangan yang dihadapi oleh penembak pada nomorsatukaltim.com.

Mirza memulai ceritanya dengan sebuah pernyataan, “Prestasi itu bonus, taklukan saja dirimu dan kamu menang.”

Kalimat sederhana itu bermakna dalam, sebenarnya. Karena memang tantangan terberat dari seorang penembak adalah dirinya sendiri. Bagaimana ia membunuh egonya agar bisa fokus bin konsentrasi ketika membidik. Bagaimana mereka memiliki mental yang tepat agar pikiran tak terganggu sebelum melepas peluru. Juga bagaimana cara mereka menyiapkan fisik agar lengan dan jari mereka tak bergetar saat menekan pelatuk.

“Menembak itu tantangannya memang menaklukan diri sendiri. Karena musuhnya ya diri sendiri bukan orang lain. Ego, emosi harus ditaklukan jika mau jadi penembak jitu.”

“Kita tekan semua itu. Benar-benar harus netral. Ada masalah sedikit saja, jangan harap bisa fokus. Jadi benar-benar harus netral,” terangnya

Syarat-syarat di atas, menurut Mirza yang memiliki latar belakang olahraga beladiri tersebut bilang. Sejauh pengalamannya menggeluti beberapa cabor, menembak inilah yang paling sulit ia taklukkan. Menjaga ketenangan adalah bagian yang ia sebut sebagai hal yang mudah diucapkan tapi sulit dilakukan.

“Betapa kita harus berada di titik ketenangan, di titik nol untuk mendapatkan sasaran yang tepat. Basic saya dulu juga aktif di beladiri, bahkan pernah ikutan terjun payung di Bali,” tambah penyumbang dua medali bagi Samarinda di Porprov Kutim 2018 lalu.

Menutup perbincangan dengan nomorsatukaltim.com. Mirza berpesan pada para juniornya. Untuk bisa menaklukkan diri sendiri itu, satu-satunya cara adalah melatihnya secara kontinyu. Konsisten dan berkelanjutan. Tanpa itu, tidak akan bisa. Tidak ada kemenangan tanpa proses. Tidak ada keajaiban untuk mereka yang malas berproges.

“Saya berharap kepada adik-adik junior. Terus berlatih dan berlatih menaklukan diri sendiri, medali atau prestasi itu adalah bonus yang memang selalu menanti,” tutupnya. (frd/ava)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: