Mangkir Mengajar

Mangkir Mengajar

TANJUNG REDEB, DISWAY – Meski mendapatkan penempatan dan rumah dinas di Kampung Merasa, Kecamatan Kelay, sejumlah oknum guru SMP 2 Kelay disebut tidak memberikan pembelajaran maupun datang selama pandemik COVID-19 kepada anak didiknya. Apalagi di kampung tersebut, terkendala pembelajaran dalam jaringan (daring).

Pemerintah Kampung Merasa meminta kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Berau, memberikan sanksi tegas terhadap sejumlah oknum guru yang enggan menetap di wilayahnya. Kepala Kampung Merasa Yafet Tingai mengatakan, dirinya sudah berulang kali mendapat keluhan dari kepala SMP 2 Kelay akibat ulah guru-guru yang menolak tinggal di rumah dinas. Serta tidak mau hadir ke sekolah selama pandemik COVID-19 dan memilih menetap di ibu kota kabupaten. “Yang jelas saya sendiri pernah datang saat jam sekolah, pagar sekolah masih tutup. Padahal sudah waktunya belajar mengajar. Kondisi ini sudah terjadi sebelum ada pandemik. Bahkan sekarang semakin jarang turun selama COVID-19,” ujarnya, Senin (5/4). Yafet juga menjelaskan, dari pengakuan kepala sekolah, guru tersebut memang cukup bandel. Sebab sudah berulang kali diberi peringatan dan teguran untuk menetap di Kampung Merasa, agar kegiatan belajar mengajar siswa SMP 2 Kelay dapat berjalan lancar. Tapi hal itu tidak diindahkan. Sebelum adanya pademik, mereka memilih mengajar pulang balik dari Tanjung Redeb-Merasa. Meski sudah disiapkan perumahan guru tapi tidak pernah ditempati. “Lalu untuk apa ada perumahan guru dibangun kalau gurunya saja tidak pernah berada di tempat. Kalau memang itu untuk guru semestinya itu ditempati. Jangan justru memilih mengajar dari kota,” ucapnya kesal. Menurutnya, apabila guru itu pulang pergi ke kota setiap hari justru banyak hal yang dapat menyebabkan mereka tidak bisa mengajar dengan baik. Yang pertama, akan berimbas pada kondisi tubuh yang kurang fit akibat kelelahan di perjalanan dari kota ke Kampung Merasa. Kondisi ini akan berdampak berkurangnya konsentrasi saat mengajar. “Kami pemerintah kampung tidak mau ada pegawai yang seperti itu di Kampung Merasa. Kami ingin, mereka para guru yang sudah ditunjuk untuk mengabdi di Merasa harus betul-betul mengabdi dengan baik. Apalagi segala fasilitas telah disiapkan,” ungkapnya. “Saya jadi serba salah dengan kelakuan para guru ini. Kalau memang tidak suka mengabdi di Kampung Merasa silakan pindah. Masih banyak guru-guru lain yang ingin mengabdi untuk masyarakat,” tambahnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Berau Murjani saat dikonfirmasi perihal keluhan kepala Kampung Merasa, mengaku sudah menerima informasi tersebut. Hanya saja, pihaknya nanti akan melakukan klarifikasi terhadap guru yang dimaksud dan pihak sekolah. Sebab, sebelum adanya pandemik COVID-19, persoalan para guru ini tidak menetap di Kampung Merasa lantaran belum adanya rumah dinas. Ternyata, setelah disiapkan masih juga enggan menetap. “Kami nanti klarifikasi dulu, sekolah dan oknum guru itu akan segera kami panggil,” ungkapnya. Hal senada juga dikatakan Bupati Berau Sri Juniarsih. Menurutnya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui dunia pendidikan sangat prioritas. Sehingga dirinya akan melakukan evaluasi lewat Dinas Pendidikan. “Saya berharap kepada tenaga pendidik yang lain ketika diamanahkan atau ditempatkan di lokasi jauh harus selalu berada di tempat,” tutupnya. */zuh/app

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: