Tersisa 32 Kampung

Tersisa 32 Kampung

TANJUNG REDEB, DISWAY –Sebanyak 224 desa/kampung di Kalimantan Timur (Kaltim) sampai kini belum teraliri listrik dari PLN. Ada 37 di Kabupaten Berau, namun baru saja berkurang 5 kampung.

Manajer UP3 PLN Berau Eko Hadi Pranoto mengakui, jumlah desa atau kampung yang belum teraliri listrik dari PLN hingga Desember 2020 ada 37. Lokasinya tersebar di wilayah Kecamatan Kelay, Segah, Maratua, Tabalar, Batu Putih dan Bidukbiduk. “Hasil pengamatan PLN, untuk desa yang saat ini belum berlistrik, beberapa menggunakan diesel mandiri di masing-masing rumah dan sebagian juga menggunakan fasilitas listrik bantuan dari pemerintah setempat,” jelasnya, Minggu (4/4) kemarin. Lanjutnya, dari 37 kampung yang belum teraliri listrik pada 2020 lalu, terhitung Januari hingga Maret 2021, sudah 5 kampung yang akan terlayani listrik dari PLN. Bahkan, saat ini sudah memasuki tahap penyambungan pelanggan, dan beberapa sedang tahap pra penyambungan. Dengan begitu, tersisa 32 desa. Jadi, 5 desa yang rencananya akan segera menikmati listrik dari PLN itu, berada di dua kecamatan. Kecamatan Pulau Derawan, Kampung Kasai dan Kampung Teluk Semanting. Kemudian Kecamatan Batu Putih ada Kampung Sumber Agung, Kayu Indah, dan Kampung Tembudan. “Saat ini sistem pembangkit yang ada memiliki surplus daya, sehingga penyalaan kampung-kampung baru menggunakan PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) dengan sistem grid,” jelasnya. Dari rencana awal, pada tahun 2021, PLN Berau ada 10 kampung di Kabupaten Berau yang terlayani listrik. Dengan terealisasinya 5 desa terlayani di triwulan pertama 2021, Eko yakin rencana ini dapat berjalan dengan lancar. Secara geografis, lanjut Dia, lokasi 5 kampung yang teraliri listrik tersebut merupakan pencapaian yang baik dari PLN. Lantaran lokasi kampung yang cukup jauh dari pusat listrik. Ditambah lagi, saat mobilisasi material dan proses konstruksi butuh waktu cukup lama. “Tapi ini semua bisa teratasi, kami harap capaian rasio elektrifikasi di Kabupaten Berau bisa mencapai 100 persen pada 2024 sesuai target pemerintah pusat,” pungkasnya. Diberitakan sebelumnya, Kelebihan produksi Perusahaan Listrik Negara (PLN) Kalimantan Timur dan Utara (Kaltimra) belum menyelesaikan persoalan listrik masyarakat di pedalaman. Ratusan desa di 6 kabupaten masih kesulitan memperoleh listrik dari PLN. Berbagai persoalan menghambat distribusi setrum ke daerah. Kondisi kelistrikan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) masih cukup memprihatinkan. Meski kaya akan sumber daya alam. Daerah ini, masih memiliki persoalan pada pemerataan sumber energi listrik. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kaltim mencatat. Masih ada sebanyak 224 desa di Kaltim yang belum tersentuh aliran listrik dari PLN. Kepala Bidang (Kabid) Ketenagalistrikan Dinas ESDM Kaltim, Mashur Sudarsono Wira Adi mengatakan, 224 desa yang belum teraliri listrik PLN itu. Tersebar di 6 kabupaten kota. Di antaranya Berau, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Paser, Kutai Barat, dan Mahakam Ulu. Sebagian besar desa-desa itu berada di wilayah pedalaman dan perbatasan. Dengan akses yang masih sangat terbatas. Sehingga pembangunan jaringan listrik pun mengalami kesulitan. Selama ini, desa-desa yang belum teraliri listrik PLN. Memperoleh sumber listrik dengan cara mandiri. Seperti penggunaan genset, dan bantuan PLTS dari pemerintah. Mashur menyebut, selain kondisi geografis, masalah kepemilikan lahan, lokasi perkebunan, kawasan hutan, dan konsesi izin usaha pertambangan (IUP). Juga menjadi benturan pembangunan sistem jaringan listrik. Kendala itu lah yang menghambat penyaluran listrik ke desa-desa. "Kadang, pemilik tambang tidak mau dipasang listrik, karena dianggap akan  ganggu bisnis dia. Padahal (listrik) itu dibutuhkan masyarakat," ungkap Mashur, Selasa (30/3). Padahal ia menyebut, saat ini kondisi kelistrikan pada Sistem Mahakam surplus sebesar 500 Mega Watt (MW). Sistem Mahakam mengaliri empat daerah di Kaltim. Yaitu Balikpapan, Samarinda, Tenggarong, dan Bontang. Sayangnya kelebihan daya itu, tak bisa disalurkan ke daerah yang belum tersentuh listrik. Karena belum ada jaringan listrik penghubungnya. "Kan sayang tidak termanfaatkan. Padahal seharusnya bisa disambungkan sampai ke Sangkulirang misalnya. Di sana, listrik terbatas. Beberapa desa, masih mengandalkan diesel untuk penerangan," jelas Mashur. Pihak ESDM menarget, tahun ini akan dibangun sistem jaringan listrik ke wilayah utara. Yang akan menyasar ke daerah Berau hingga terkoneksi ke Kalimantan Utara. Mashur tak bisa menjamin, kapan pemerataan aliran listrik di Kaltim ini selesai. Karena tergantung pada pendanaan pemerintah pusat dan daerah. Tahun ini, pemrov Kaltim mengalokasikan sebanyak Rp 45 miliar untuk pengembangan kelistrikan daerah. Pemerintah pusat sendiri menarget, capaian rasio elektrifikasi di tiap daerah bisa mencapai 100 persen pada 2024. "Tergantung anggaran. Misal usul Rp 100 miliar tapi yang disetujui cuma Rp 30 miliar. Bagaimana mau selesai?" */zuh/app

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: