Repeater jadi Solusi

Repeater jadi Solusi

TANJUNG REDEB – Pembangunan alat penguat sinyal (Repeater), menjadi solusi mengatasi keterbatasan jaringan telekomunikasi di Kabupaten Berau. Khususnya, akses informasi melalui telepon atau internet di perkampungan.

Kepala Bidang e-Goverment, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Berau, Rahmatia optimistis, penggunaan repeater menjadi solusi bagi kampung yang tidak terjangkau jaringan telekomunikasi. Pembangunan alat penguat sinyal membutuhkan sekira Rp 350-400 juta per unit. “Penggunaannya juga lebih menghemat biaya,” ujarnya kepada Disway Berau, Rabu (31/3). Lanjutnya, pihaknya sudah melakukan survei perkampungan yang akan di bangun reapeter. Namun, realisasinya masih menunggu pembahasan anggaran di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Berau, usai pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang). “Jika dana tidak mencukupi atau tidak ada, kami menyarankan agar pemerintah kampung menggunakan ADK (Alokasi Dana Kampung). Itu bisa dilakukan,” jelasnya. Selain rencana itu, diungkapkan Rahmatia, tahun ini Kabupaten Berau mendapatkan 54 menara Base Transceiver Station (BTS) dari Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (Bakti). Pihaknya telah menyerahkan daftar wilayah per kecamatan untuk dibangunkan BTS. Yakni 3 menara di Kecamatan Batu Putih, 5 menara di Biatan, 2 menara di Bidukbiduk, 2 menara di Gunung Tabur, 14 menara di Kelay, 2 menara di Pulau Derawan, 5 menara di Sambaliung, 9 menara di Segah, 5 menara di Tabalar, 5 menara di Talisayan dan 2 menara di Teluk Bayur. “Kemungkinan Juni, tim dari Menkominfo datang utuk mensurvei lokasi-lokasi yang direncanakan pembangunan BTS,” ucapnya. Dalam musrenbang yang dilakukan sejak beberapa waktu lalu, rata-rata masyarakat mengeluhkan minimnya jaringan telekomunikasi yang belum optimal. Dan mengusulkan untuk pembangunan menara telekomunikasi. “Kami berharap seluruh pembangunan BTS dapat terealisasi semua. Sehingga tidak ada lagi wilayah yang blankspot,” tuturnya. Sementara, Wakil Bupati Berau Gamalis menyampaikan, belum meratanya jaringan telekomunikasi merupakan persoalan klasik dan menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat. Namun, untuk menerapkan satu kampung satu menara, sangat sulit. Namun, harus direalisasikan secara merata. “Itu menjadi PR kami (Pemkab Berau), tapi tetap kami upayakan dengan mengusulkan ke pemerintah provinsi maupun pusat,” pungkasnya. */ZZA/JUN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: