Lezatnya Bisnis Kerapu

Lezatnya Bisnis Kerapu

TANJUNG REDEB, DISWAY – Selain menjadi surga wisata bahari di Kalimantan Timur, nyatanya Kabupaten Berau juga menyimpan potensi sumber daya alam berlimpah. Salah satunya potensi ekspor ikan kerapu.

Sekretaris Dinas Perikanan Berau, Yunda Zuliarsih menyebut, dari luasan 2.500 hektare, potesi budidaya laut ikan kerapu, baru 30 persen yang tergarap. Ikan kerapu merupakan salah satu jenis ikan laut bernilai ekonomi tinggi yang terdapat di perairan Indonesia. Tingginya harga komoditas ini juga karena ketersediaannya di alam bebas mulai berkurang. Di Berau sendiri, dikatakannya, budidaya ikan kerapu semakin digalakkan sejalan dengan bertambahnya permintaan ikan kerapu, khusunya dalam melayani permintaan pasar internasional. Seperti Tiongkok, Hong Kong dan Jepang. “Di Berau, yang sudah cukup eksis di Kecamatan Maratua untuk pembesaran ikan kerapu,” ungkap Yunda, Rabu (31/3). Lanjutnya, benih kerapu yang dibudidayakan, diambil langsung dari alam. Kemudian dibesarkan di keramba jaring apung. Untuk bisa mencapai ukuran ideal ekspor seberat 1 kilogram, butuh waktu pemeliharaan selama 1 - 1,5 tahun. Artinya, setiap pemilik keramba baru bisa menikmati hasil panen satu tahun sekali. Namun, jika dalam satu keramba terdapat jumlah bibit yang dibesarkan mencapai 500 ekor. Maka dalam sekali panen dapat menghasilkan Rp 400 juta. Dengan rata-rata harga satu ekor kerapu seberat 1 kilogram mencapai Rp 800 ribu rupiah. “Meskipun potensi cukup besar, di Berau baru ada 17 pembudidaya. Dan satu keramba bisa sampai ratusan ekor bibitnya. Semuanya di Kecamatan Maratua,” jelas Yunda. Sebelum dihantam pendemik COVID-19, biasanya, kapal-kapal Tiongkok maupun Jepang yang langsung datang ke Pulau Maratua, untuk mengambil ikan-ikan kerapu yang telah siap jual. Tapi, sudah tidak ada lagi dan akhirnya pengiriman ke luar negeri dilakukan melalui agen-agen di Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara). Ada dua jenis kerapu yang dibudidayakan di Berau, yakni kerapu cantan dan kerapu cantik. Kerapu cantik ini merupakan hasil perkawinan antara kerapu macan dan kerapu bakau. Dari catatan Dinas Perikanan, tahun 2020 jumlah ikan kerapu yang di ekspor ke luar negeri mencapai 43.209 kilogram. Jumlah ini menurun drastis dari tahun 2019 yang mencapai 100.214 kilogram. “Semua jenis ini bibitnya murni dari laut Berau. Jadi potensi ini sangat besar sekali yakni 28.620 ton dalam setahun, kalau terkelola semua. Tapi ya sebanding dengan biaya yang diperlukan jadinya pembudidayanya masih terbatas,” bebernya. Selain Kecamatan Maratua, potensi budidaya Kerapu juga ada di dua kecamatan lain, seperti di Kecamatan Pulau Derawan dan Kecamatan Batu Putih. Hanya saja, dua wilayah ini belum terkelola maksimal seperti di Maratua. Meskipun sudah memiliki pasar internasional, namun hal itu justru menjadi kendala. Sebab, kapal-kapal asing yang sudah tidak lagi bisa masuk ke wilayah Berau lebih dari satu tahun lamanya. Penjualan pun kini menurun. Lalu, lamanya masa pemeliharaan untuk bisa memenuhi standar internasional membutuhkan pakan yang cukup banyak. Meskipun nilai penjualan dalam sekali panen cukup besar, 50 persennya akan dikembalikan untuk modal. Kewenangan yang di provinsi juga mejadi hambatan lain dukungan untuk para pembudidaya ini sangat minim. “Sama bantuan alat dan bibit juga perlu, karena terakhir itu tahun 2015, sampai sini belum ada bantuan apa-apa lagi. tapi kami tetap berikan pendampingan,” katanya.*/zuh/app

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: