Keterbatasan Alat, Pengelolaan Tak Maksimal

Keterbatasan Alat, Pengelolaan Tak Maksimal

TANJUNG REDEB, DISWAY – Polemik aroma tak sedap dari tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bujangga, masih menjadi pekerjaan rumah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau. Tidak maksimalnya pengelolaan berdalih keterbatasan alat.

Kepala Bidang Kebersihan DLHK Berau, Muhammad Anwar menyampaikan, kondisi itu disebabkan meningkatnya volume sampah selama pandemik COVID-19 tahun 2020-2021 sebesar 60 ton per hari, yang sebelumnya hanya 30-40 ton per hari. Diperparah curah hujan cukup tinggi beberapa waktu lalu. “Permasalahan berbau itu memang ada. Tapi kami sudah berupaya maksimal untuk pengelolaan TPA,” ungkapnya kepada Disway Berau, Rabu (24/3). Pihaknya telah menyemprotkan beberapa bahan kimia kripton agar bau sampah tidak semakin menyebar ke permukiman warga di sekitar TPA. Namun, pengelolaan terkendala dengan penggunaan alat belum bisa dilakukan. Terutama pengurai sampah dalam kondisi rusak. “Alat menjadi salah satu permasalahannya. Jika memadai, kami yakin permasalahan bau bisa teratasi dengan cepat,” ucapnya. Terkait pemanfaatan lahan sisa, sudah diusulkan dan mewacanakan untuk memperluas TPA di tahun anggaran 2022, guna meminimalisir penumpukan sampah. “Lahan TPA ada 12 hektare, yang termanfaatkan baru 2-3 hektare saja. Masih banyak sekali sisanya, Itulah yang akan kami maksimalkan,” ungkapnya. Menindaklanjuti evaluasi Bupati Berau Sri Juniarsih, pihaknya akan segera bertemu dan mengusulkan pengadaan alat pendukung pengelolaan TPA. “Anggaran juga menjadi kendala untuk pengadaan alat,” tandasnya. *RAP/JUN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: