Diskusi Retjeh Rumah Seni Nirmana: Temukan Passion setelah Bisnis Bangkrut

Diskusi Retjeh Rumah Seni Nirmana: Temukan Passion setelah Bisnis Bangkrut

Arnis Wigati menemukan passion-nya justru saat terpuruk karena bisnisnya harus gulung tikar. (Darul Asmawan/Disway Kaltim)===================

Menemukan passion atau gairah dalam hidup tentu bukan hal mudah. Tidak banyak orang memahami passion-nya. Hingga, gairah itu menjadi sebuah profesi. ============================

Darul Asmawan

Bekerja sesuai passion dapat menjamin keseimbangan hidup. Juga merupakan kunci kebahagiaan. Tentu banyak hal yang bisa dilakukan untuk mendeteksi passion dalam diri seseorang.

Poin-poin itu dibahas dalam sebuah gelanggang diskusi bertajuk: Retjeh (Remeh tapi Ketjeh) - Passion #menjagakewarasan.

Acara yang digelar, Sabtu, (28/9/2019) lalu, dimotori Rumah Seni Nirmana. Sebuah komunitas, ruang belajar membuat karya-karya seni, lokakarya, diskusi dan pameran. Diskusi Retjeh digelar di Lamin Pohon Jalan PU III, Komplek V&W, Prapatan, Balikpapan.

Tiga narasumber didatangkan. Yaitu, Aldio Pramudia G, founder komunitas Muda Cuma Sekali. Lalu ada Wahyu Triono, founder komunitas Santai Seharian dan Arnis Wigati, seorang digital marketer.

Wahyu Triono pertama bercerita tentang bagaimana ia menemukan passion-nya. Yakni sejak masih kuliah 2012 silam. Saat itu, Wahyu tidak begitu bergairah dengan kuliahnya. Malah merasa bisa dan nyaman di bidang seni, dan desain grafis. Padahal waktu itu, ia justru kuliah di jurusan teknik mesin.

Sejak saat itu, Wahyu banyak bertemu dengan pelaku seni di Balikpapan. Ia banyak belajar dari pendahulu di bidang seni rupa. Salah satunya tentang bagaimana cara agar bisa bertahan dan menekuni satu bidang.

"Yang saya ingat kata senior pelaku seni rupa, kalau mau belajar dan bertahan di satu bidang, harus benar-benar mendalami, mempelajari sampai akar-akarnya," ujar Wahyu, mengenang motivasi itu.

Tak ayal lulus kuliah Wahyu melanjutkan bekerja di salah satu media di Balikpapan. Sebagai desain grafis dan ilustrator. Di samping bekerja, belum lama ini ia mendirikan sebuah komunitas. Santai Seharian, nama komunitas itu.

Komunitas itu, kata Wahyu, dijadikan wadah  berkumpul dan bertukar informasi. Serta untuk mengekspresikan diri. "Dengan begitu, bisa sedikit mengurai tekanan dari tempat kerja," imbuh Wahyu.

Jalan berbeda memahami passion dialami Arnis Wigati. Bisnis yang baru digelutinya bangkrut. Selain bekerja di industri media, Arnis memang mencoba peruntungan lain. Bisnisnya hanya berjalan dua tahun. Gulung tikar. Peristiwa itu membuat Arnis down. Hampir semua tabungannya dikuras untuk jalan jalan.

Dokumentasi hasil jalan-jalan itu di-posting ke media sosialnya. Arnis tak menyangka. Dari postingan foto liburan itu, dia memperoleh tawaran sebagai host program diving untuk acara televisi.

"Kantor tempat bekerja tahu saya sedang down, dan melihat potensi baru saya. Akhirnya dipindah ke digital marketer," ujar Arnis. Motivasinya waktu itu, lanjut Arnis. "Aku ingin punya sesuatu, dalam hidupku,".

Menurut Arnis, passion adalah setiap hal yang dilakukan dalam kondisi apapun, dan menyenangkan. Cara menemukannya gampang. Lakukan hal yang membuat senang secara konsisten dan komitmen dengan itu. "Lalu kenali diri sendiri, butuhnya apa? maunya apa?," pesan Arnis.

Narasumber terakhir adalah Aldio Pramudia G, founder Muda Cuma Sekali. Ia mengaku sudah mengetahui passion-nya sejak kecil. "Dari kecil saya ingin jadi motivator dan pebisnis," katanya.

Aldio merasa memiliki keahlian berbicara (berkomunikasi). Sehingga sering memberi motivasi kepada orang lain. Ogut, sapaan akrab Aldio, membuat komunitas Muda Cuma Sekali. Alasannya, ia menilai banyak orang "tersesat" dalam hidup. Terutama dalam hal memilih sekolah atau jurusan saat sekolah. Akibatnya sulit menemukan kebahagiaan.

Menurut Ogut, setiap orang pasti memiliki passion. Namun tidak semua orang mengetahui apa passion-nya. "Passion itu sebuah aktivitas yang menghasilkan atau berpotensi menghasilkan uang. Dimana kamu enjoy dengan prosesnya. Meskipun belum menghasilkan uang. Yang bisa menjawab passion itu, hati nurani," imbuhnya.

Kesulitan menemukan passion menurutnya karena tidak bisa mendefinisikan passion itu sendiri. Lalu, tidak mengenal diri sendiri, siapa dan apa kelebihan serta kekurangan.

"Terlalu banyak tahu atau menguasai banyak hal juga bisa menjadi kendala dalam menemukan passion," sebutnya.

Ia coba memberi tips empat tahapan menemukan passion. Pertama, cari informasi dan wawasan sebanyak banyaknya. Bisa dari film, berita dan buku. Kedua, passion harus dicari. Tidak bisa cuma menunggu. Mesti coba melakukan banyak hal dan bergaul.

Yang ketiga, kata dia, brainstorming atau banyak berdiskusi, bertukar pikiran dengan orang lain. "Yang terakhir take action, ambil tindakan atau lakukan," katanya, mengakhiri diskusi. (eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: