Direct Call Belum Maksimal, Pengusaha Masih Pilih Ekspor dari Luar Kaltim

Direct Call Belum Maksimal, Pengusaha Masih Pilih Ekspor dari Luar Kaltim

Ali Wardhana. (Mubin/DiswayKaltim) Samarinda, DiswayKaltim.com – Pelayaran langsung (direct call) ke luar negeri dari Pelabuhan Internasional Kariangau Balikpapan tak kunjung beroperasi. Padahal infrastruktur sudah siap sejak tiga tahun lalu. Pemprov Kaltim ingin pelabuhan tersebut segera difungsikan. Untuk kapal-kapal besar pengangkut barang ekspor dan impor. Supaya ekspor komoditas dari Kaltim ke luar negeri tidak lagi dilakukan lewat pelabuhan di Makassar, Surabaya, dan Jakarta. Meski Kariangau sudah melayani direct call ke mencanegara, para eksportir masih menggunakan rute dari tiga pelabuhan tersebut. Pada Maret sampai April 2018, Pelabuhan Kariangau pernah melayani direct call. Plywood dan sparepart dibawa ke Tiongkok. Tiga kapal besar berlayar dari Kariangau. Tetapi upaya itu tak berlanjut. Hal ini diungkapkan Kepala Seksi Perdagangan Luar Negeri Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kaltim, Ali Wardana. Katanya terdapat 1.000 sampai 1.300 kontainer plywood per bulan yang tersedia di Kaltim. Untuk diekspor ke luar negeri. Belum lagi komoditas udang, lada, cangkang, dan sawit. “Masalahnya, belum terkumpulnya komoditas ekspor di Kaltim. Dalam jumlah yang diharapkan oleh penyedia jasa pelayaran internasional. Maka para eksportir tidak masuk lagi ke Balikpapan. Mereka standby-nya di Makassar, Surabaya, dan Jakarta,” ungkap Ali, Selasa (1/10/2019). Disperindag tak tinggal diam. Pihaknya meningkatkan koordinasi dengan eksportir, pengelola pelabuhan, dan pihak-pihak terkait. Gubernur Kaltim Isran Noor juga turun tangan. Isran meminta komoditas ekspor diinventarisasi. Lanjutannya, orang nomor satu di Bumi Mulawarman itu meminta ekspor barang dilaksanakan secara langsung di Kariangau. Kemudian dibentuk Tim Koordinasi Ekspor Langsung Melalui Pelabuhan Kariangau. “Dengan adanya tim ini, bisa terjadi percepatan ekspor. Karena tim itu gabungan dari dinas-dinas terkait. Termasuk Biro Ekonomi,” bebernya. Setelah seluruh eksportir dikumpulkan oleh tim , mereka menyatakan bersedia mengangkut barang ekspor lewat Kariangau. Syaratnya, harga dan waktu pelayaran ke negara tujuan ekspor tak berbeda. Dengan pelayaran yang dilakukan di Makassar, Surabaya, dan Jakarta. “Kalau waktu dan harganya sama, para eksportir akan pindah. Minimal sama. Syukur-syukur kalau lebih rendah. Mereka akan lebih senang,” jelasnya. Pemprov memang meminta para eksportir di Kaltim mengangkut barang-barang ekspornya lewat Kariangau. Jika pelayaran langsung ke luar negeri masih dilakukan di daerah lain, Kaltim mengalami kerugian yang tak sedikit nilainya. Salah satunya, komoditas ekspor yang diangkut di luar daerah tak tercatat hasil ekspor Kaltim. Apabila direct call dilakukan lewat Makassar, maka catatan ekspor akan dicatat sebagai komoditas daerah tersebut. “Porsi pajak itu akan kembali ke daerah asal ekspor. Karena komoditas Kaltim diangkut lewat Makassar, Surabaya, dan Jakarta, maka otomatis pajak tidak didapatkan Kaltim. Tetapi diterima tiga daerah itu,” sebut Ali. (qn/boy) Baca Juga: Keterbatasan Komoditas Tak Bisa Dijadikan Dalih Pemprov Akan Kumpulkan Eksportir, Sementara Bukan Direct Call tapi Indirect

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: