Jaang: Terima Kasih Samarinda

Jaang: Terima Kasih Samarinda

Samarinda, Nomorsatukaltim.com - MEMBANGUN Kota Samarinda tak akan pernah mudah. Pembangunan yang ditujukan untuk mensejahterakan rakyat itu. Selain tak mudah, butuh waktu yang tidak sekejap juga. Ada, atau bahkan panjang prosesnya. seperti yang dilakukan Syaharie Jaang.

Butuh visi misi, perencanaan yang matang, realisasi kinerja yang baik. Koordinasi, integritas, dedikasi dan kerja keras. Serta dukungan dari seluruh komponen pemerintahan dan tentu masyarakat Samarinda. Di balik semua hal yang diperlukan untuk menyukseskan pembangunan daerah. Ada ihwal yang vital untuk dapat menjadi kemudinya. Yakni, pengalaman dan pertolongan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Menentukan. Rabu 17 Februari 2021, tepat 10 tahun Syaharie Jaang mengabdi sebagai wali kota Samarinda. Menggenapi masa pengabdian usai sebelumnya menjabat sebagai wakil wali kota Samarinda selama 10 tahun juga. Dalam kurun waktu yang cukup lama itu. Syaharie Jaang menyimpulkan pencapaiannya dengan; belum tuntas dan maksimal. Ia bilang masih ada beberapa hal yang belum sesuai harapan dan perencanaan. Masih ada masalah yang belum terselesaikan. Masih ada di antara warga Samarinda yang berjumlah hampir satu juta jiwa itu. Belum menikmati kebutuhan dasarnya secara paripurna. “Namun di balik itu semua, selama 10 tahun saya dengan seluruh jajaran telah berusaha bekerja dengan segenap daya dan upaya. Membangun Kota Samarinda dalam segala bidang kehidupan. Visi misi, program prioritas yang dituangkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Samarinda bukan sekadar jadi retorika belaka. Tapi diaplikasikasi dengan dukungan kinerja dan dukungan berbagai pihak. Secara obyektif, saya merasa ada hasilnya dan dirasakan warga Kota Samarinda,” ucap Jaang. Selain soal tata kelola kota, Jaang juga mengatakan. Bahwa dalam kesehariannya sebagai orang nomor satu di Samarinda. Saat menjalankan tugas sebagai wali kota ataupun secara individu. Tentu ada khilaf yang dibuat. Baik dalam perilaku, pergaulan, dan perkataan. “Saya selalu sampaikan untuk istighfar atau meminta ampun. Saya aja sama istri pasti ada salahnya, apalagi dengan warga. Makanya selalu perbanyak istighfar. Di purna tugas ini, sekali lagi saya menyampaikan permohonan maaf, ampun dan minta ridhonya kepada seluruh warga Samarinda dan jajaran Pemkot Samarinda. Baik atas nama saya pribadi, istri dan anak-anak kami,” tutur Jaang dalam kegiatan yang berlangsung di rumah jabatan secara protokol kesehatan dan live virtual. Dalam momen haru itu, Jaang sedikit berkelakar. Bahwa dua hal yang paling penting ketika purna tugas adalah. Tetap sehat dan tidak dipanggil aparat. Kembali serius, Jaang tak lupa menyampaikan terima kasih. Untuk semua orang yang terlibat dalam tugasnya sebagai wali kota. Baik aparatur pemerintahan, maupun masyarakat Kota Samarinda. Selama 20 tahun masa abdinya. “Saya juga berterima kasih kepada Pak Sekda, wakil wali kota. Para pejabat, baik yang masih aktif maupun yang sudah purna tugas dan mendahului kita. Serta jajaran pegawai di lingkungan Pemkot Samarinda yang telah mendukung kami melaksanakan amanah jabatan wali kota," tutur Jaang yang hadir bersama istrinya Puji Setyowati. Ia juga mendoakan kepada wali kota dan wakil wali kota terpilih agar selalu diberikan kesehatan untuk menjalankan amanah jabatannya. “Rakyat harus menolong pemimpin, pemimpin juga harus menolong rakyat. Kepada Plh Wali Kota (Samarinda), selalu doakan warganya sehat dan makmur,” pesan Jaang. Begitu pula dengan Barkati yang menjabat 1,5 tahun menggantikan almarhum Nusyirwan Ismail. Ia menyampaikan terima kasih dan permohonan maaf kepada seluruh warga Samarinda dan jajaran di Pemerintah Kota Samarinda. Terlebih kata Barkati, selama menjabat sebagai wakil wali kota. Ia tidak pernah terlalu protokoler. Sehingga dalam kesantaiannya itu, barangkali ada ucapan yang kurang berkenan dan menyakiti perasaan. “Minta maaf selama bergaul apabila ada salah dan khilaf dalam perbuatan maupun kata-kata. Selama ini saya tidak pernah merasa sebagai wawali. Enjoy aja, jadi bebas mau berbaur atau mau makan di mana aja. Tidak pernah membawa jabatan dalam pergaulan. Jadi tidak merasa kehilangan jabatan. Memang ada saat tertentu dan tempat tertentu kita jadi pejabat,” imbuh Barkati. Dengan purna tugasnya ini, ia meminta agar hanya perkara jabatan saja yang terputus. Sementara silahturahmi dan pertemanan harus tetap terjalin. Karena katanya, jabatan hanyalah amanah sementara. “Memang jabatan boleh selesai, tapi silaturahmi jangan putus. Apalagi kita tahu jabatan ini adalah amanah. Bukan amanah dari manusia tapi amanah dari Allah SWT,” tutur Barkati yang hadir didampingi istrinya Siti Saniah.(adv/don/kmf-smd/ava)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: