Si Macan Asia
BUKAN Singapura. Bukan pula Indonesia. Apalagi Malaysia. Tapi Vietnam. Negara yang berada paling timur di Indochina itu, yang digadang-gadang jadi kekuatan baru ekonomi Asia. Kok bisa?
Di saat ekonomi semua negara terpukul akibat pandemi, ekonomi Vietnam justru bertumbuh. Tidak main-main. Pertumbuhannya ada di angka 2,9 persen. Di atas China. Yang ekonominya tumbuh 2,3 persen -data dari IMF World Economic Outlook Januari 2021. Salah satu kunci suksesnya adalah mampu mengatasi pandemi COVID-19. Dengan gerak cepat. Dari tingkat nasional dan daerah. Berdasar dari data worldometers.info, per 10 Februari kemarin, hanya ada 35 pasien yang meninggal akibat COVID-19. Sementara kasus positifnya "cuma" 561 kasus. Tolong jangan dibandingkan dengan negara kita. Begitu istimewanya negara republik sosialis ini. Padahal dulunya Vietnam masuk dalam kelompok negara miskin. Karena kegiatan ekonominya tersendat. Akibat perang yang berlangsung selama 20 tahun. Dan baru berakhir pada 1975. Pasca perang Vietnam segera bangkit. Dengan langsung menjaga stabilitas politik dan keamanannya. Juga dengan menjadi anggota Comecon- Organisasi ekonomi yang dulu berada di bawah Uni Soviet-sejak 1978-1991. Bersama negara-negara blok timur dan negara komunis lainnya. Tapi saat itu perdagangan Vietnam sangat bergantung dengan negara-negara anggota Comecon. Dan Comecon bukan lah dewi penolong yang diharapkan Vietnam. Angin perubahan muncul pada 1986. Saat reformasi Doi Moi. Reformasi ekonomi yang bertujuan untuk menciptakan sebuah ekonomi pasar. Yang berorientasi sosialis. Dengan membuka perdagangan dan investasi. Dengan negara-negara lain. Bukan lagi dengan anggota Comecon saja. Va Thanh Tu Anh-pengajar kebijakan publik di Fullbright University- menganalogikan perekonomian Vietnam saat itu seperti burung elang. Yang sedang terbang dengan dua sayap. Sayap yang satu adalah reformasi institusional internal. Sedangkan sayap satunya lagi adalah membuka diri terhadap perdagangan. Saat itu pemerintah Vietnam mengizinkan sektor pertanian dan perusahaan swasta untuk berproduksi secara komersial. Di periode ini juga untuk kali pertama, Vietnam menciptakan undang-undang penanaman modal asing. Dan menerima investor untuk masuk dan berinvestasi di Vietnam. Hasilnya, perekonomian Vietnam mulai tumbuh. Memang perlahan. Tapi pasti. Terbukti di rentang waktu 1986-1990, PDB Vietnam tumbuh 4,4 persen. Dan mencapai 7 persen di kisaran 2016-2020-data dari Daihodang.vn, 28 Januari 2021. Industri manufaktur menjadi kekuatan Vietnam. Dengan ekspornya yang masih stabil. Meskipun saat pandemi. Mengungguli India. Yang disebut-sebut sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan industri manufaktur terbesar di dunia. Selain perekonomian, Vietnam juga konsen di pembangunan sumber daya manusia. Melalui program percepatan pendidikan. Yang menjadi sektor penting untuk membangun negaranya. Juga untuk menghapus kemiskinan. Dengan membangun ratusan sekolah dan asrama untuk pelajar. Juga pelatihan untuk 30 ribu guru sekolah menengah. Vietnam memang istimewa sebagai kekuatan ekonomi baru di Asia. Apalagi jika mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi di angka 7 persen dalam satu dekade ke depan. Vietnam diperkirakan akan setara dengan Taiwan dan Korea Selatan. Saat Vietnam digadang-gadang menjadi macan Asia, kita masih saja berkutat antara PPKM, PSBB, Kaltim Steril dan Kaltim Senyap. (*)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: