Pelaku Usaha Harus Kreatif

Pelaku Usaha Harus Kreatif

TARAKAN, DISWAY – Pelaku usaha dituntut lebih kreatif dalam memanfaatkan peluang baru, agar tetap bertahan di kondisi pandemik COVID-19 yang belum mereda.

Seperti disampaikan Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Tarakan, Effendy Gunardi, usaha akan mudah goyah jika tidak kreatif. “Kondisi saat ini, untuk bertahan saja susah. Sehingga, banyak teman-teman pelaku usaha yang kolaps juga terkena dampak pandemik COVID-19,” ujar Effendy Gunardi, Jumat (5/2). Pemerintah, lanjutnya, juga bisa hadir sebagai pengayom. Bersinergi dengan pelaku usaha dan masyarakat. Agar dapat mendongkrak perekonomian di daerah. “Kondisi saat ini tentu memberikan dampak pada nilai produksi dan daya beli yang berkurang, sehingga perlu beberapa regulasi yang dapat membantu pelaku usaha. Agar tidak terjadi perumahan (pengurangan) karyawan. Intinya semua pihak bersinergi dan saling membantu,” ujarnya. Selain itu, agar pelaku usaha tetap bertahan di kondisi saat ini, menurutnya, semua pihak harus peduli dengan kegiatan perekonomian di sekelilingnya. Contohnya, dengan membeli produk lokal. “Misalnya, ada tetangga kita jualan produk yang tidak kalah dengan produk lainnya, kita bisa membeli produknya. Intinya saling membantu dan melihat sekeliling kita. Jangan tidak peduli, hal ini juga bisa memberikan dorongan perekonomian di tingkat lokal meningkat,” tuturnya. Lanjutnya, saat ini pemerintah dan Satgas Penanganan COVID-19, harus memberikan peluang kepada pelaku usaha untuk tetap bertahan. “Adanya penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), saya rasa akan memberikan dampak pada penurunan perekonomian kembali. Dikarenakan kebijakan ini tidak memberikan ruang kepada pelaku usaha untuk tetap bertahan,” ujar Effendy Gunardi. PPKM, kata Effendy, tidak bisa diterapkan kepada pelaku usaha yang sedang melakukan produksi. “Kalau perkantoran mungkin bisa. Bagaimana dengan pabrik pengolahan produk? Tentu hal ini tidak bisa dilakukan. Bagaimana caranya pelaku usaha memenuhi pesanan produk bila jumlah pekerjanya dibatasi hingga 25 persen?” ujarnya. Oleh karena itu, ia meminta kepada pemerintah untuk tidak memutuskan segala sesuatunya hanya melalui aturan-aturan. Namun, perlu melihat lebih dalam lagi kondisi di lapangan. Bagaimana pelaku usaha dapat bergerak untuk mendorong perekonomian, bila ada pembatasan. “Saya rasa kita sudah mengenal virus (Corona, Red) ini, tinggal bagaimana peranan pemerintah dalam membantu membuat mitigasi di suatu perusahan, untuk mencegah terjadinya penularan virus ini. Bila hanya membuat aturan saja, tidak akan memberikan jalan keluar dan solusi bagi pelaku usaha. Yang saat ini sedang berjuang untuk tetap bertahan,” ujarnya. */ANI/REI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: