Saham BRIS Naik 5 Kali Lipat
Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Pasar modal syariah di Indonesia tumbuh positif dalam lima tahun terakhir. Jumlah saham syariah mengalami peningkatan signifikan. Yaitu sebesar 33 persen. Dari 318 saham syariah di akhir 2015 menjadi 426 saham syariah per 22 Januari 2021.
Kepala PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengungkapkan, dari 51 saham baru yang tercatat di BEI tahun lalu. Ada 38 atau 74,5 persen merupakan saham syariah. "Dengan kapitalisasi pasar saham syariah mencapai Rp 3,5 triliun atau sekitar 47,5 persen dari total kapitalisasi saham BEI," kata Inarno Djajadi dalam acara IDX Debut PT Bank Syariah Indonesia, live streaming pada Kamis (4/2) kemarin. Perkembangan pasar modal syariah juga terlihat dari jumlah investor. Dalam 5 tahun terakhir, jumlahnya meningkat 1.650 persen. Di mana per Desember 2020, telah mencapai 85.891 investor. Atau sekitar 5,5 persen dari total investor saham Indonesia. "Artinya, ruang untuk growth masih besar sekali untuk investor saham syariah," sebutnya. Inarno mengatakan, kehadiran PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk merupakan momen bersejarah bagi industri perbankan di Indonesia. Yang pada 1 Februari telah diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo. Bank Syariah Indonesia merupakan hasil merger tiga bank syariah BUMN. Yaitu, PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah. "Pembangunan kekuatan ketiga bank syariah milik negara ini, menjadikan BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia. Dengan fundamental yang kuat dan nilai aset yang besar berdaya saing global," tutur Inarno dalam acara yang juga dihadiri Menteri BUMN Erick Thohir bersama Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, dan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso. Lanjut Inarno, BSI yang tercatat di BEI dengan kode saham BRIS termasuk dalam 10 saham syariah dengan kapitalisasi pasar terbesar antara saham syariah yang tercatat. "Dengan pembentukan Bank Syariah Indonesia ini, saham BRIS akan menjadi pilihan investasi yang sangat menarik bagi investor," ujarnya. Bank merger ini akan hadir menjadi bank syariah terbesar di Tanah Air dengan total aset sekitar Rp 239,56 triliun. Kelahiran Bank Syariah Indonesia menandai pesatnya pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia. Dalam kesempatan sama, Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi mengatakan, bahwa kehadiran BSI sangat penting bagj perjalanan Indonesia dalam mewujudkan cita-cita sebagai barometer ekonomi syariaH dunia. "PT Bank Syariah Indonesia Indonesia Tbk (BSI) diibaratkan seperti bayi raksasa yang baru lahir. Dilahirkan dari 3 bank BUMN yang tergabung dalam Himpunan Bank Negara (Himbara)," ucapnya. BRIS memproyeksikan laba tembus Rp 3 triliun pada 2021. Asumsi itu disampaikan seiring dengan skenario peningkatan modal hingga di atas Rp 30 triliun untuk naik kelas Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV. Sebagai bank hasil penggabungan, Desember 2020 lalu Bank Syariah Indonesia memiliki total aset sebesar Rp 240 triliun, total pembiayaan sebesar Rp 157 triliun, total dana pihak ketiga mencapai Rp 210 triliun, serta total modal inti sebesar Rp 22,60 triliun. "Bank Syariah Indonesia juga memiliki lebih dari 1.200 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, dan kurang lebih 20 ribu karyawan," sebutnya. Sebagai informasi, saham BRIS naik 0,73 persen atau 20 poin dari Rp 2.750 ke level Rp 2.770 per lembar pada pembukaan perdagangan pagi ini. Harga saham BRIS pada saat IPO sebesar Rp 510. Sedangkan per 3 Februari 2021 harga di BEI mencapai Rp 2.750. Dalam artian, harga saham naik sekitar 5 kali lipat dibandingkan dengan posisi saat IPO. (fey/eny)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: