Potensi Besar Industri Kreatif Kaltim, Masih Butuh Perhatian

Potensi Besar Industri Kreatif Kaltim, Masih Butuh Perhatian

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Pemerintah Kalimantan Timur (Kaltim) kini sedang melakukan penguatan ekspor. Pembuktiannya pun sudah ditunjukkan Desember lalu. Berupa pelepasan 4 produk usaha kecil menengah (UKM) senilai Rp 9,2 triliun.

Ada 7 UKM bidang industri kreatif yang menjadi perhatian karena itu. Yakni UKM Wati Bahalap, Masagenah Group, Taruna Bina Mandiri, Kayan Art, Sumber Rizki, Alfa Jaya, dan Kirim Mading. Negara tujuan eksportirnya pun tak tanggung-tanggung. Mulai dari Asia seperti Malaysia, Brunei Darussalam, India, dan hingga Amerika Serikat. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kalimantan Timur (Disperindagkop UKM Kaltim) HM Yadi Robyan Noor. Ia mengungkapkan, dari 7 UKM yang disebutkan, memberikan sumbangsih ekspor tinggi terhadap Benua Etam. "Sebesar Rp 7,6 triliun nilai ekspor yang diberikan untuk kita (Kaltim)," terangnya, Rabu (3/1). Roby menjelaskan, hal itu butuh pengawasan juga pelatihan. Dan semua itu selalu diberikan oleh pemerintah provinsi. Sebelumnya, ia mengatakan, ada 3 potensi industri kreatif yang kini sedang diupayakan untuk dikembangkan. Industri kriya, industri fashion, dan industri makanan. Menanggapi ini, Ketua Generasi Pesona Indonesia (GENPI) Kaltim Mirza Yonathan memberikan komentar. Dirinya menyatakan, memang saat ini industri kreatif mendapatkan dukungan lebih dari pemerintah. Namun tidak semua sektor merasakan dukungan tersebut. Kata Mirza, industri kreatif sektor wisata masih tertatih untuk bisa mengirimkan barang keluar. Atau melakukan kegiatan pengiriman produk mereka secara ekspor. Mirza membeberkan, beberapa dari pelaku industri kreatif bahkan harus berhenti. Atau tidak melakukan kegiatan produksi. Dirinya mencontohkan hal itu terjadi di industri kriya. "Beberapa usaha kerajinan berbasis anyaman dan perhiasan manik-manik harus berhenti produksi," jelasnya. Dirinya memberikan contoh lagi. Industri kriya yang dimaksud ialah yang ada di wilayah Desa Pampang. Sejak April tahun lalu, kegiatan kerajinan di sana berhenti total. Ekspor produk mereka pun ikut terhenti. "Walaupun pengiriman barang kadang cuma domestik," sambungnya. Disinggung apakah ada industri kreatif yang masih bisa bertahan saat pandemi terjadi, dirinya menerangkan hal tersebut jarang ada. Ketua Exotic Kaltim ini juga mengaku, usaha yang ia kelola juga berkecimpung di dunia industri kreatif. Tetapi di subsektor pariwisata. Ia mengaku, usaha miliknya juga tertatih karena pandemi. Mirza Yonathan sendiri berkecimpung di dunia event organizer. "Memang beberapa acara bisa kita selenggarakan, tapi virtual, atau hybrid saja," tambahnya. Untuk bisa bertahan di masa COVID-19 ini, Mirza menyampaikan, memang harus ada penyesuaian. Dan itu berlaku bagi semua pelaku industri kreatif. Penyesuaian yang dimaksud ialah produk industri, sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam menangani COVID-19. Dirinya mencontohkan lagi, seperti pembatasan kegiatan event. Yang biasanya bisa offline, kini harus online. "Atau pernak-pernik yang biasanya cuma gelang kalung yang sebagai hiasan, kini masker sudah bisa dihiasi juga sama manik-manik," katanya. Penyesuaian seperti ini harus dipertahankan oleh para pelaku usaha industri kreatif. Hingga pandemi selesai. Berdasarkan informasi yang ia peroleh, masa penyesuaian para pelaku usaha di industri kreatif akan sampai 6 bulan ke depan. "Antara Juni atau Juli," tuturnya. Baginya, itu tidak masalah. Jika semua pelaku industri mampu menggunakan kreativitasnya. Tanpa ada batasan. "Yang penting usaha, sejauh ini kita (pelaku industri kreatif) cuma bisa wait and see, gunakan peluang yang ada," pungkasnya mengakhiri. (nad/eny) Data Ekspor UKM Industri Kreatif (2020) UKM Wati Bahalap Nilai: Rp 30 juta Tujuan: Amerika, Malaysia Produk/Komoditi: Aksesori manik-manik, batu UKM Masagenah Group Nilai: Rp 5,7 miliar Tujuan: India Produk/Komoditi: Lidi nipah UKM Taruna Bina Mandiri Nilai: Rp. 735 juta Tujuan: Malaysia Produk/Komoditi: Amplang, pisang UKM Kayan Art Nilai: Rp 900 juta Tujuan: Malaysia Produk/Komoditi: Aksesori manik-manik UKM Sumber Rizki Nilai: Rp 54 juta Tujuan Ekspor: Brunei Darussalam Produk/Komoditi: Kerajinan rotan UKM Alfa Jaya Nilai ekspor: Rp 10 juta Tujuan: Malaysia; Produk/Komoditi: Kerajinan rotan, manik, mandau UKM Kirip Mading Nilai: Rp 200 juta Tujuan Ekspor: Malaysia Produk/Komoditi: Aksesori manik-manik, batu Total Nilai: Rp 7,64 Miliar  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: