Warga Samarinda Digegerkan Penemuan Mayat Perempuan Tergantung di Rumah
Samarinda, NomorSatuKaltim.com - Seorang perempuan ditemukan tewas dalam keadaan tergantung di dalam rumahnya, yang terletak di Jalan Pemuda III, Kelurahan Temindung Permai, Kecamatan Sungai Pinang, Senin (25/1/2021). Dari informasi yang dihimpun, diketahui korban bernama Endang Estorina. Pertama kali ditemukan tewas tergantung oleh rekannya yang hendak bertamu.
"Awalnya ada temannya yang mau bertamu, saat diketok enggak ada sahutan. Pas diintip dari jendela dia melihat ada mayat yang tergantung di dalam rumah. Setelah itu dilaporkan ke saya," ungkap Sunardi, Ketua RT 06 ketika dikonfirmasi media ini di lokasi kejadian. Setelah mendapatkan informasi tersebut, Sunardi selaku ketua RT setempat langsung memastikan informasi adanya temuan mayat tersebut. Benar saja, setelah dicek dari sela jendela rumah korban, Sunardi mendapati perempuan 35 tahun itu sudah dalam keadaan membengkak. Dengan kondisi leher terjerat kain yang menggantung di langit-langit dapur rumahnya. "Dari sela jendela rumahnya itu sudah bisa kelihatan. Jadi enggak ada masuk ke dalam rumah. Setelah melihat itu langsung saya hubungi Bhabinkamtibmas dan diteruskan ke Polsek Sungai Pinang," ucap Sunardi. Selang beberapa menit kemudian, Jajaran Polsek Sungai Pinang yang tiba di lokasi kejadian langsung memasang garis polisi di sekitar halaman rumah korban. Setelahnya, Tim Inafis Satreskrim Polresta Samarinda masuk ke dalam rumah korban guna melakukan penyelidikan. Sekitar satu jam lamanya polisi melangsungkan olah tempat kejadian perkara (TKP), tampak sejumlah barang bukti yang telah dikumpulkan dibawa keluar dari rumah korban. "Yang kami amankan ada beberapa buku dan surat wasiat dari korban," ungkap Kanit Reskrim Polsek Sungai Pinang Iptu Akmad Wira, ketika dikonfirmasi di sela penyelidikan. Selain buku dan surat, polisi juga tampak mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya berupa kursi yang diduga digunakan korban sebagai pijakan untuk gantung diri. Ada pula kaca yang dicoret menggunakan lipstik. "Korban banyak meninggalkan tulisan berupa pesan. Selain di buku dan surat, kami temukan juga tulisan-tulisan di dinding kamar tidurnya," bebernya. Lanjut Wira, diduga korban meninggal dunia dalam keadaan tergantung sekitar tiga hingga empat hari sebelum ditemukan. Selain itu, korban diketahui hanya tinggal seorang diri di rumah itu, semenjak kedua orang tuanya meninggal dunia. "Informasi dari warga, korban ini tinggal sendiri setelah ditinggal meninggal kedua orang tuanya. Korban juga belum berkeluarga," ucapnya. Wira menyampaikan secuil bunyi dari isi surat yang ditulis korban. Disebutkan, kalau surat tersebut dikhususkan untuk Ketua RT yang tak lain adalah Sunardi. "Dia (korban) dalam tulisan itu memanggilnya 'Om RT'. Dia menyampaikan kalau dirinya bebas dari COVID-19, lalu meminta agar (mayatnya) tidak (perlu) dilakukan proses autopsi," kata Wira. Korban juga memberikan amanat agar jasadnya dapat dikebumikan di sisi makam kedua orang tuanya. "Dia minta dikubur di samping lahat kedua orang tuanya," imbuhnya. Kendati telah mendapatkan pesan wasiat dari korban. Namun polisi belum memastikan sebab korban nekat menghabisi nyawanya sendiri. "Karena banyak sekali tulisan wasiatnya. Dia hanya meminta maaf karena rindu dengan orang tuanya yang telah meninggal dunia lama," katanya. Dari hasil penyelidikan sementara, Wira mengatakan tak ditemukan tindak kekerasan di tubuh korban. "Belum (ada) ditemukan tindak kekerasan. Tapi tetap kita lakukan penyelidikan. Kita lihat (hasil visum) di rumah sakit nanti," tandasnya. Tim Inafis Satreskrim Polresta Samarinda yang telah mengevakuasi korban langsung membawanya ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie. "Tim Inafis sudah membawa korban ke kamar mayat di RSUD AWS. Untuk saat ini masih sebatas itu yang saya sampaikan. Kita masih lakukan penyelidikan lagi," pungkasnya. (aaa/zul)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: