Akibat COVID-19, Pedagang Sapi Lokal Sepi Pembeli
Kubar, nomorsatukaltim.com – Nasib pedagang sapi di Kubar makin tak menentu sejak pandemi menyerang. Usaha menurun. Pedagang terpaksa cari pangsa pasar baru.
“Saya bilang ini penyakit aneh tapi nyata. Tidak terlihat tapi terasa. Terasa menghancurkan usaha dan ekonomi ” ungkap Sudirman, Sudah 33 tahun ia berdagang sapi, namun sejak pandemi COVID-19 masuk, dagangannya mulai merosot. “Sebelum masuk COVID-19, kondisi usaha dan ekonomi saya Alhamdulillah baik. Sehari bisa 2-3 ekor sapi yang saya potong (sembelih). Jumlah dagingnya bisa 300 kilogram (kg), habis sehari,” tambahnya. Setiap hari pangkalannya berjualan daging sapi di Jalan Gajah Mada, Kelurahanan Barong Tongkok, Sendawar. Pasar Jaras, Pasar Meleo Baru, dan Melak, dan Pasar Nala Linggang Bigung adalah potensi besar penjualan daging sapi Sudirman. “Sejak Maret 2020 mulai menurun penjualan daging sapi saya. Eceran semakin kurang pembeli. Begitu juga partai (besar) ke perusahaan di Kubar menurun drastis,” urainya. Penurunan pendapat katanya sampai 75 persen. Sudirman tak putus asa derngan kondisi yang mematikan usahanya di Kubar. Melihat kurang hasil dalam perdagangan daging sapi di Kubar, ia putar haluan. Tetap berjualan daging sapi namun lokasinya tidak lagi di Kubar. Tetapi di KM 5, Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di kawasan Jalan Soekarno-Hatta, Balikpapan. “Iya putar haluan. Karena dengan kondisi di Kubar dalam masa pandemi ini sangat sulit. Semoga kedepan semakin baik, pandemi bisa hilang,” tandas Sudirman. Terpisah, Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kubar, Petrus membenarkan hal demikian. “Sebenarnya Distan mengurus budidaya ternak saja untuk (stok) keperluan daging daerah. Merosot penjualan daging bisa karena ketersediaan daging yang kurang. Tapi untuk Kubar sampai saat ini cukup,” sebutnya. Ketersediaan daging dipantau terus dan masih cukup. Begitu juga di saat hari besar. Semua sudah diantisipasi. Terutama dalam budidaya sapi di Kubar pada 16 kecamatan cukup banyak. “Memang kondisi masuknya pandemi COVID-19 ke Indonesia bahkan ke Kubar, membuat ekonomi masyarakat terguncang. Daya beli berkurang, karena terbatas dalam berusaha. Karena memang harus menguatkan protokol kesehatan,” tandas Kadistan Kubar. Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagkop dan UKM) Kubar, Salomon Sartono mengungkapkan daya beli masyarakat di sejumlah pasar turut menurun. Sejak Maret 2020. Namun katanya untuk pasokan daging jika terjadi kekurangan, maka koordinasi peternak, penjagal, dan tengkulak dilakukan melalui Dinas Pertanian. “Hal itu disebabkan pandemi COVID-19 yang sampai saat ini masih terus ada di Indonesia, juga di Kubar. Berharap agar kondisi pulih segera, dan perekonomian masyarakat kembali menguat,” jelasnya.(imy/boy)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: