353 Tahun Usia Samarinda dan 10 Tahun Lebih Kiprah Jaang Membangun Kota
Samarinda, nomorsatukaltim.com – Kini Kota Samarinda berusia 353 tahun. Dan Pemerintah Kota 61 tahun.
Selama 10 tahun, kepemimpinan Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang telah berkiprah membangun ibu kota Kaltim dengan dua periode 2010-2015 dan 2016-2021. Ditambah satu dekade menjabat wakil wali kota Samarinda. Terhitung 17 Februari atau 27 hari ke depan akan purna tugas. Upacara Hari Jadi Kota dan Pemkot yang pagi ini berlangsung di halaman parkir Balaikota dengan suasana berbeda dan terbatas, karena masih di masa pandemi COVID-19. Sekaligus merupakan yang terakhir bagi Syaharie Jaang. Begitu pula Wakil Wali Kota Samarinda Muhammad Barkati (sisa masa jabatan periode 2016-2021) sejak 15 Agustus 2019 menggantikan almarhum Nusyirwan Ismail. Dalam kurun waktu yang cukup lama itu tentunya masih ada masalah yang belum diselesaikan. Namun, selama 10 tahun telah berusaha bekerja dengan segenap daya dan upaya membangun Kota Samarinda dalam segala bidang kehidupan. Visi misi, program prioritas yang dituangkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Samarinda bukan sekadar retorika. Tapi diaplikasikasi dengan dukungan kinerja dan dukungan berbagai pihak. Seperti diketahui, di awal kepemimpinan duet Samarinda Syaharie Jaang-Nusyirwan Ismail sebagai Wali kota dan Wakil Wali kota Samarinda periode 2010-2015 yang dilantik 23 November 2010 itu, merupakan tahun-tahun yang sulit. Lantaran harus berpikir lebih keras dan berupaya bertindak sebijak mungkin menjalankan roda pemerintahan. Juga melaksanakan program-program pembangunan. Syaharie Jaang harus bijak dalam membangun dan berpikir keras menyelesaikan utang pihak ketiga. Warisan periode kepemimpinan sebelumnya, duet Walikota Achmad Amins dan wakilnya Syaharie Jaang periode 2005-2010 sebesar Rp 348.813.261.848. Tak ayal di tahun 2011, Pemkot Samarinda harus memperbaiki struktur keuangan agar bisa menyelesaikan kewajiban pihak ketiga. Walaupun harus bersua dengan keterbatasan anggaran, Pemkot tetap mampu menjalankan berbagai program yang bersentuhan langsung dengan rakyat. Mulai pendidikan, kesehatan, infrastruktur, kepedulian lingkungan, ekonomi dan lainnya. Di balik keterbatasan dana, ada partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat. Tak terlepas pula dukungan anggaran, baik dari APBD Kaltim maupun APBN. Sehingga di akhir tahunnya menampakan hasil signifikan dalam pembangunan. Selangkah demi selangkah mengatasi persoalan jalan rusak hingga upaya penanganan banjir, termasuk dukungan di sektor pendidikan. Sedangkan capaian pembangunan infrastruktur mengalami kemajuan meski belum sesuai harapan. Adapun kondisi jalan di tahun 2011, jalan dengan kondisi mantap sepanjang 425,04 km, sedang 114,67 km dan buruk 140,13 km. Setelah berkutat dengan keterbatasan anggaran, dengan sedikit bernafas lega berpacu di tahun 2012, Pemkot mengalokasikan anggaran untuk perbaikan jalan-jalan lingkungan. Dan melanjutkan program semenisasi gang-gang senilai Rp 91.582.550.000. Termasuk yang dialokasikan untuk masing-masing kecamatan. Begitu pun pembangunan bidang kesehatan terus dipacu secara optimal dengan menjamin kesehatan warga di tahun 2011 melalui program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), dan akan terus melanjutkan program ini di tahun 2012 yang dikelola Pemkot Samarinda melalui Dinas Kesehatan dengan alokasi dana Rp 48.772.345.000. Baca juga: Perjuangan Pemkot Samarinda Berperang Melawan COVID-19 Kemudian di dunia pendidikan di tahun 2011 bisa menyelesaikan kemelut insentif 10.887 guru sekolah negeri maupun swasta. Meliputi insentif guru dan perangkat pendidikan sekolah negeri dan swasta tahun 2009 senilai Rp 6,370 miliar, tahun 2010 senilai Rp 9,161 miliar dan Rp 30,580 miliar. Dan tahun 2011 terealisasi Rp 52,238 miliar. Selain capaian-capaian tadi, merupakan prestasi bahwa di tahun 2012 sudah zero deficit. Alias tidak mengalami defisit lagi. Tahun 2012 lalu APBD Kota Samarinda Rp 2.045.479.280.488. Walaupun dapat dikatakan berawal dengan defisit dan berakhir dengan COVID-19, tak kita pungkiri pembangunan menggeliat dan perekonomian bertumbuh. Syaharie Jaang mampu menuntaskan proyek jembatan Mahkota 2 dan bandara APT Pranoto. Kemudian banyak menghasilkan pembangunan. Mulai program semenisasi, membangun Flyover yang pertama di Kalimantan, taman Samarendah dan mengepung Samarinda dengan taman-taman dan ikon kota. Ada Mahakam Lampion Garden (MLG) sehingga tak perlu lagi ke Malang. Ada pula menara lampu hias dilengkapi air mancur patung kuda di Taman Samarendah. Di ujung kepemimpinan Syaharie Jaang di periode kedua, ternyata tren positif terus diperlihatkan keuangan Pemkot Samarinda. Tidak hanya mampu mencetak penghargaan opini Wajar Tanpa Pengecualiaan (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Kaltim dengan total 6 kali berturut. Likuditas pun sangat baik. Tidak hanya itu, utang pihak ketiga yang tidak hanya dialami Kota Samarinda, akhirnya di tahun anggaran 2019 telah lunas. Sekda Sugeng Chairuddin sendiri mengemukakan Wali Kota Samarinda komitmen tidak ingin meninggalkan utang di akhir kepemimpinannya. “Caranya belanja berbasis kebutuhan, bukan keinginan,” ujar Sugeng yang juga ketua TAPD Samarinda.(adv/top/boy)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: