Juara 3 di Pra PON, Adi Ingin Emas di PON Papua
Samarinda, nomorsatukaltim.com – Atlet karate Kaltim kelas kumite under 55 kilogram, Adi Ardiansyah menjadikan medali emas PON XX Papua. Sebagai target yang harus ia dapatkan. Meski di Pra PON 2019 lalu ia hanya meraih medali perunggu. Ditambah penundaan PON selama setahun. Tak merubah tekadnya.
Untuk meraihnya, atlet lulusan SKOI Kaltim itu sudah mempersiapkan dirinya dengan maksimal. Peningkatan fisik dan teknik terus ia lakukan di masa latihan mandiri. Berlatih sendiri tanpa pantauan pelatih ia gunakan untuk kembali melatih teknik-teknik dasar. Baik tendangan, pukulan, teknik bertahan, maupun menyerang.
Adi tak ingin menyia-nyiakan kesempatan berlaga di PON hanya sekadar untuk menambah jam terbang saja. Target tinggi ia tetapkan. Medali emas adalah harga mati. Karena untuk masuk ke putaran final di Papua nanti. Perjuangannya sudah teramat berat.
“Target tinggi medali emas PON XX nanti, demi membanggakan kedua orang tua, tim pelatih dan masyarakat Kaltim pada umumnya. Termasuk teman-teman dekat saya,” kata Adi, Senin 18 Januari 2021.
Peluang Kaltim mendulang medali dari cabor karate memang tergolong kecil. Karena hanya menyertakan 2 atlet terbaiknya saja. Yakni Adi dan Pegiq Hadi. Hanya mereka berdua yang lolos ke putaran final dari 14 atlet yang dibawa saat Pra PON.
Karenanya, Adi dan Pegiq sudah sama-sama berkomitmen untuk bisa tampil bagus di Papua nanti. Meski hanya 2 orang. Peluang meraih medali, terutama emas. Tetaplah ada.
Adi sendiri yang berdomisili di Kutai Kartanegara sudah menjalani latihan intensif bersama pelatih di Stadion Aji Imbut Tenggarong. Sementara Pegiq masih berlatih terpisah di Balikpapan. Mengingat posisinya sebagai abdi negara.
Kembali berlatih di bawah arahan pelatih secara langsung dirasakan perbedaannya oleh Adi. Karena setiap hari progres latihannya bisa terlihat. Pun program latihannya sudah tersusun rapi. Sehingga ia hanya tinggal mengikuti intruksi pelatih saja.
“Bersama pelatih fokus ketahanan pernafasan, sama kekuatan otot, sesekali saya imbangi dengan fitnes, seminggu sekali,” katanya.
“Mulai latihan otot perut, tangan, kaki. Itu yang paling intens dilakukan, sebagai atlet karate tuntutannya harus kuat di beberapa titik itu,” tambahnya lagi.
Sementara, disinggung soal pandemi COVID-19 yang cukup banyak mengganggu dunia olahraga. Adi mengaku hal itu tak berdampak banyak padanya. Alasannya dengan atau tanpa COVID-19, aktivitas latihan yang dilakukannya tidak mengundang banyak orang.
“Terkait COVID-19, tidak menjadi kendala bagi saya, karena saya tetap melakukan latihan baik bersama pelatih maupun mandiri di rumah,” jelasnya.
Ia juga mengaku, menggeluti karate adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah diambilnya. Karate banyak memberikan pelajaran berharga dalam kehidupan sehari-harinya. sebagaimana seorang karateka dituntut untuk dapat disiplin dalam hal apa pun.
“Saya berharap seluruh atlet itu bisa jadikan pedoman hidup dari olahraga, khususnya atlet karate harus berjiwa karate. Dari sana terdapat pelajaran kedisipilinan dalam perilaku sehari-hari,” tutup atlet penyuka bakso Malang ini. (frd/ava)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: