Rupa-Rupa Bencana di Awal Tahun

Rupa-Rupa Bencana di Awal Tahun

Sejumlah bencana datang silih berganti mewarnai bulan Januari. Dari longsor di Jawa Barat, banjir di Kalimantan Selatan, sampai gempa bumi dan erupsi Merapi.

nomorsatukaltim.com - Sampai Minggu (17/1/2021) malam, Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, banjir di Kalimantan Selatan berdampak pada 10 kabupaten/kota. Daerah yang terendam banjir ialah Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjar Baru, Kota Tanah Laut, Kota Banjarmasin, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Balangan, Kabupaten Tabalong, Kabupataen Hulu Sungai Selatan, dan Kabupaten Batola. Puluhan ribu rumah terendam banjir dan ratusan ribu jiwa terpaksa mengungsi. Selain itu, terdapat korban meninggal dunia total sebanyak 15 orang dengan rincian, Kabupaten Tanah Laut 7 orang, Kabupaten Hulu Sungai Tengah 3 orang, Kota Banjar Baru 1 orang, Kabupaten Tapin 1 orang, dan Kabupaten Banjar 3 orang. (lihat grafis) Pemprov Kalsel telah menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir pada 14 Januari 2021. Sampai saat ini BPBD juga melakukan pendataan titik pengungsian bagi masyarakat terdampak. Tim gabungan terus bergotong royong dalam melakukan penanganan bencana yang terjadi. BNPB menyalurkan bantuan terhadap 10 Kabupaten yang terdampak bencana banjir mulai dari material maupun non material seperti sandang, pangan, terpal, matras, selimut dan peralatan dasar kebencanaan. Berdasarkan pemantauan BMKG, Kalimantan Selatan masih berpotensi mengalami hujan ringan hingga sedang. “Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga, di tengah musim hujan yang akan terjadi hingga Februari 2021,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Raditya Jati dalam keterangan resmi. Masyarakat juga dapat memantau informasi prakiraaan cuaca melalui BMKG. Banjir bandang di Kalsel menyebabkan jembatan utama penghubung Kabupaten Banjar terputus. Hal itu dilaporkan langsung Kapolsek Mataraman Briptu Widodo Saputra dalam video yang disebarkan kepada masyarakat. Widodo Saputra menyatakan jembatan tersebut kini tidak bisa lagi dilintasi oleh kendaraan umum. Ia mengimbau kepada masyarakat sekitar agar tidak melintasi jembatan tersebut. Sebelumnya, jembatan tersebut tengah diperbaiki oleh Kementerian PUPR. Namun, banjir yang terus terjadi membuat jembatan tersebut rusak parah. Akibat putusnya jembatan itu, salah satu jalur utama yang menghubungkan Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan terputus.

PERKEMBANGAN GEMPA DI SULBAR

Dari Sulawesi Barat dilaporkan perkembangan korban meninggal dunia akibat gempa sudah mencapai 73 orang. Korban terbanyak di Kabupaten Mamuju dengan jumlah 64 orang. Dan 9 orang di Kabupaten Majene. Selain itu, terdapat 554 korban luka di Kabupaten Majene dengan rincian 64 orang luka berat, 215 orang luka sedang dan 275 orang luka ringan. Terdapat 27.850 orang mengungsi di 25 lokasi pengungsian yang tersebar di Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang serta Desa Limbua. Sedangkan di Kabupaten Mamuju terdapat 189 orang mengalami luka berat atau rawat inap dan terdapat lima titik pengungsian di Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro. Untuk menangani para korban gempa, BNPB memberikan layanan kedaruratan pada 3 rumah sakit yang saat ini aktif di Kabupaten Mamuju, yaitu RS Bhayangkara, RS Regional Provinsi Sulawesi Barat, dan RSUD Kabupaten Mamuju. Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Raditya Jati mengatakan, BNPB akan memberikan dana stimulan bagi warga yang memiliki rumah dan mengalami kerusakan akibat. Besaran dana stimulan yang diberikan masing-masing adalah Rp 50 juta rupiah untuk rumah rusak berat, Rp 25 juta rupiah untuk rusak sedang, dan Rp 10 juta rupiah untuk rusak ringan. “Selain itu, BNPB telah menyerahkan bantuan awal untuk operasional kebutuhan pokok sebesar Rp 4 miliar,” kata Raditya dalam keterangan resmi. BNPB juga telah mendistribusikan 8 set tenda isolasi, 10 set tenda pengungsi, 2.004 paket makanan tambahan gizi, 2.004 paket makanan siap saji, 1.002 paket lauk pauk, 700 lembar selimut, 5 unit light tower, 200 unit velbed, 500 paket perlengkapan bayi, 500.000 pcs masker kain, 700 pak mie sagu dan 30 unit genset 5 KVA.

KABAR BOHONG

Pada Sabtu (16/1/2021) pukul 06.32 Wib, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan telah kembali terjadi gempa bumi dengan kekuatan magnitude 5,0 di Kabupaten Majene. BMKG juga memprakirakan gempa susulan masih akan terjadi. Untuk itu, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan selalu waspada terkait adanya potensi gempa susulan yang berkekuatan signifikan. Kepala BNPB Doni Monardo meminta agar masyarakat Mamuju tidak mudah terpengaruh dengan kabar bohong atau informasi hoaks yang beredar dan meresahkan warga terkait peristiwa gempa bumi Sulawesi Barat 6,2 magnitudo. “Jangan mudah percaya dengan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” kata Doni saat melakukan peninjauan lokasi terdampak gempa bumi Sulbar bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuldjono dan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, Mamuju, Sulbar, Minggu (17/1/2021). Sebelumnya BMKG telah merilis informasi mengenai adanya potensi gempa susulan, akan tetapi pihaknya memastikan bahwa kekuatannya tidak akan sebesar gempa kedua atau mainshock seperti yang terjadi pada Jumat (15/1/2021) dini hari. Lebih lanjut, BMKG meminta agar masyarakat tetap tenang namun waspada guna mengantisipasi adanya potensi gempa susulan tersebut. BNPB juga mengimbau masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan dengan tebing curam untuk waspada terhadap longsoran dan reruntuhan batu. Selain itu, bagi yang tinggal di kawasan pantai atau pesisir, diharapkan untuk selalu waspada dan segera menjauhi pantai apabila merasakan adanya gempa susulan.

BANTUAN DIJARAH

Sejumlah warga mengadang dan menjarah konvoi bantuan Relawan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). Peristiwa terjadi saat relawan MDMC tiba di perbatasan Kabupaten Mejene - Kota Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu (16/1/2021). Karena khawatir dengan keselamatan diri, para petugas relawan tersebut membiarkan logistik itu diambil warga hingga habis. Wakil ketua MDMC Makassar Agus Salim mengatakan awalnya tim memulai perjalanan dari Makassar, Sulawesi Selatan. Agus yang juga ketua tim relawan mengatakan tim berjumlah 20 orang dengan lima mobil. Logistik yang dimuat berupa beras, air mineral, mi instan, dan susu. Tiba di perbatasan Kecamatan Malunda, Majene dan Kecamatan Tappalang, Mamuju, Sabtu pagi, rombongan kendaraan dihadang oleh sekitar 20 orang lelaki dewasa. Ambulans yang ada dalam rombongan sempat bisa lolos dari hadangan. Namun kendaraan lain tak bisa lolos dari hadangan warga. Agus mengatakan, warga bahkan ada yang membawa senjata tajam dan mengancam relawan. "Mungkin karena mereka lihat spanduk di mobil jadi tahu ada logistik di atas mobil," kata Agus dilansir CNN Indonesia, Minggu (17/1/2021). Para relawan sempat bertahan dan menyampaikan barang itu untuk bantu korban gempa, namun para pengadang tetap ngotot. "Karena sudah membahayakan akhirnya mereka kita biarkan ambil logistik itu," kata Agus Salim.

LONGSOR MANADO

Di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, banjir dan longsor akibat hujan dengan intensitas tinggi dan struktur tanah yang labil, menyebabkan lima orang meninggal dunia, satu orang hilang serta 500 jiwa mengungsi pada Sabtu (16/1/2021). Sejumlah kecamatan terdampak peristiwa ini antara lain Kecamatan Tikala, Kecamatan Paal Dua, Kecamatan Malalayang, Kecamatan Sario, Kecamatan Bunaken, Kecamatan Tuminting, Kecamatan Mapanget, Kecamatan Singkil dan Kecamatan Wenang. Pusat Pengendali Operasi BNPB melaporkan 12 rumah rusak. Kemarin, BNPB menyatakan banjir berangsur surut. Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kota Manado berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir. Sedangkan dari bencana longsor Sumedang, Tim SAR (Search and Rescue) Gabungan kembali menemukan 3 korban meninggal dunia.  Dengan demikian total korban yang berhasil ditemukan berjumlah 28 orang dan 12 orang masih dinyatakan hilang. Pencarian korban terkendala dengan cuaca hujan dan perlu diwaspadai longsor susulan, karena seperti yang diinformasikan BMKG, masih ada retakan di beberapa titik lokasi longsor, sehingga tim gabungan perlu menjaga keselamatan saat melakukan evakuasi. Tim gabungan menggunakan 4 (empat) alat berat dalam proses evakuasi korban selama beberapa hari ke depan. Data sementara sebanyak 1.020 jiwa mengungsi terbagi di pos pengungsian Lapangan Taman Burung dan rumah kerabat yang aman dari potensi longsor. Longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat terjadi pada Sabtu (9/1).

ERUPSI SEMERU DAN MERAPI

Selain banjir dan longsor di berbagai daerah, dua gunung berapi aktif di Pulau Jawa mulai menunjukkan aktivitas. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan status Gunung Semeru masih dalam level II atau 'Waspada', menyusul terjadinya Awan Panas Guguran (APG) yang meluncur sejauh kurang lebih 4 kilometer dan disertai guguran lava dengan jarak luncur antara 500-1.000 meter dari Kawah Jonggring Seleko ke arah Besuk Kobokan pada Sabtu (16/1/2021) pukul 17.24 Wib. Adapun penetapan status gunung api tersebut didasarkan pada hasil pemantauan visual dan instrumental, serta potensi ancaman bahayanya. "Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, serta potensi ancaman bahayanya, maka tingkat aktivitas Gunung Semeru masih ditetapkan pada  Level II atau Waspada," jelas PVMBG dalam keterangan resmi. Sementara itu, berdasarkan hasil rekaman gempa APG pada Minggu (17/1/2021) tercatat dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan durasi 4.287 detik. Dalam hal ini, PVMBG juga memastikan bahwa potensi ancaman bahaya erupsi Gunung Semeru adalah berupa lontaran batuan pijar di sekitar puncak, sedangkan material lontaran berukuran abu dapat tersebar lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin. Kemudian potensi ancaman bahaya lainnya berupa awan panas guguran dan guguran batuan dari kubah/ujung lidah lava ke sektor tenggara dan selatan dari puncak. Apabila terjadi hujan dapat terjadi lahar dingin di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak. Sedangkan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat Gunung Merapi terpantau menyemburkan lava pijar 36 kali dengan jarak luncur maksimum 1,5 km hingga Minggu (17/1/2021) pagi. “Guguran lava pijar Merapi meluncur ke arah barat daya," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangan resmi. Selama periode pengamatan itu, asap kawah tebal berwarna putih dengan tinggi 50 meter di atas puncak kawah terlihat. Menurut BPPTKG, Gunung Merapi juga mengalami 43 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-23 mm selama 12-188 detik, dan enam kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3-5 mm selama 5-8 detik. (*/yos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: