Petani Pisang di Kutim Berjuang Sendirian

Petani Pisang di Kutim Berjuang Sendirian

Kutim, nomorsatukaltim.com – Petani di Kutim punya salah satu komoditas pertanian andalan. Yakni pisang. Kecamatan Kaliorang contohnya. Para petani di sana sudah berpikir membuat produk olahan dari pisang.

Anjar Widiyantoro salah satu yang berupaya keras membuat produk olahan pisang itu. Menurutnya, pisang bisa diolah menjadi tepung pisang, maupun keripik. Dirinya pun mulai merintis membuat keripik pisang. “Ya Kaliorang ini sebenarnya memang sentra petani pisang. Maka seharusnya kami tak hanya menjual pisang mentah saja,” ucap pemuda Desa Bangun Jaya ini. Menurutnya, mendorong budidaya pisang bisa membuat produk olahan ini sangat penting. Bahkan hal itu adalah tantangan bagi pemerintah. Karena dengan potensi pisang yang besar tentu hal itu sangat memungkinkan untuk didorong. “Saya ingin di sini bisa juga menyiapkan berbagai kebutuhan untuk produk olahan pisang,” bebernya. Kabarnya sudah ada beberapa yang diikutkan pelatihan UMKM. Tetapi ia belum melihat hasil nyatanya. Karena masih banyak petani yang hanya menjual pisang mentah. Padahal produk olahan ini bisa mendongkrak nilai ekonomis pisang itu sendiri. “Saya petani, juga pernah jadi pengumpul dan lainnya. Jika dijual mentah begitu, saya rasa nilai ekonomis pisang tak ada kenaikan,” paparnya. Peran pemerintah pun dituntut. Mengingat mereka perlu pendampingan. Mulai dari mencarikan pasar. Membuat kemasan hingga jaringan pemasaran tentu sangat diperlukan. Lantaran banyak dari pebudidaya tanaman ini kesulitan jika harus mengurus itu semua. Belum lagi berbagi waktu mengurus kebun. Hal ini yang menurut Anjar wujud perhatian pemerintah. Sehingga mereka dapat mengembangkan potensi pisang. Apalagi potensinya sudah sangat tersedia. Tinggal bagaimana bisa lebih dikembangkan saja. “Makanya saya harap pemerintah tanggap terhadap hal ini. Saya pun perlahan merintis membuat keripik pisang,” tuturnya. Proses membuat olahan, kemasan dan mencari pasar keripik pisang dilakukannya sendiri. Keripik pisang olahannya masih coba dipasarkan di sekitar Kaliorang sembari mencari konsumen di Sangatta. Ia juga berupaya bisa menembus koperasi perusahaan. “Semuanya saya jalani sendiri. Saya yakin jika ada perhatian dari pemerintah tentu akan lebih baik,” tandasnya. (bct/boy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: