Banjir di Jalan P Suryanata Jadi Tanda Tanya
Samarinda, nomorsatukaltim.com - Banjir yang terjadi di Jalan P Suryanata, Kecamatan Samarinda Ulu, 7 Januari 2021 lalu, masih menyisakan tanda tanya besar. Sebab tak pernah terjadi sebelumnya. Warga di dua kelurahan tergenang, Kelurahan Bukit Pinang dan Kelurahan Air Putih, menganggap banjir yang terparah dalam kurun 10 tahun terakhir.
Warga RT 30, Kelurahan Air Putih, Sola menceritakan, sore itu banjir seperti air bah. Datang secara tiba-tiba. Air mengalir deras di sepanjang Jalan P Suryanata dan gang-gang di kawasan tersebut. Air mulai meninggi pada pukul 6 petang. Tinggi aliran air dikatakannya sepinggang orang dewasa. Kondisi itu terpaksa menutup akses jalan utama dari dan menuju Tenggarong, Kutai Kartanegara. "Saya awalnya masih di perjalanan pulang, karena ditelepon istri. Katanya mulai banjir. Memang hari itu sudah hujan deras dari jam 3. Saya pikir genangan di jalan saja, seperti biasa. Ternyata, setelah tiba di Jalan Suryanata, banjir sudah tinggi, air mengalir deras seperti banjir bandang," Sola mengisahkan kepada Disway Kaltim, Senin (11/1/2021) lalu. Kondisi mirip banjir bandang itu, katanya, sempat menghanyutkan satu unit mobil dan satu sepeda motor milik warga. Beberapa warga memilih mengungsi ke tempat kerabat. Meninggalkan rumah dalam kondisi masih terendam. "Banjir baru mulai surut jam 12 tengah malam. Jadi sempat terendam sekitar 6 jam," kata Sola lagi. Sola, termasuk warga yang bertanya-tanya. Mengenai penyebab banjir besar yang tak pernah terjadi selama 6 tahun ia tinggal di wilayah itu. Selama ini, lanjutnya, hanya banjir kecil yang terjadi. Atau genangan setinggi betis di jalanan. Namun ia menduga, masalah utamanya adalah tidak berfungsinya drainase dengan baik. Menurut keterangannya, drainase di sepanjang jalan tersebut hanya sebuah parit ala kadarnya. Bahkan ada beberapa titik yang tidak ditemui drainase. Ditambah lagi, pola hidup masyarakat yang kerap membuang sampah ke dalam drainase. "Air itu sepertinya mengalir dari atas, (dataran tinggi perbukitan di Jalan P Suryanata) terus mengalir ke bawah sini. Karena tingginya volume air, parit ini tidak sanggup mengalirkan, jadi airnya meluap ke jalan," ia menjelaskan. Disway Kaltim melihat parit di sepanjang jalan tersebut. Memang tidak cukup memadai. Lebar parit hanya sekitar 1/2 meter. Kedalamannya berkisar 30 sentimeter. Parit terlihat mengalami pendangkalan akibat sedimentasi lumpur. Dan ditemui banyak material sampah yang menyumbat saluran. Warga lainnya, Jumain mengatakan, banjir 7 Januari 2021 itu adalah banjir yang terparah dalam 10 tahun terakhir. Jumain adalah pedagang nasi goreng di Jalan P Suryanata yang diwawancara Disway Kaltim di tengah peristiwa banjir itu. "Sudah 10 tahun saya tinggal di sini (Jl P Suryanata, red). Ini banjir yang paling parah yang pernah terjadi, Mas," ucap Jumain saat itu. (das/eny)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: