Penerbangan Terganggu Awan Cumulonimbus

Penerbangan Terganggu Awan Cumulonimbus

TANJUNG REDEB, DISWAY – Fenomena La nina dengan curah hujan tinggi sejak Desember 2020, diperkirakan berlanjut hingga Februari.

Kondisi itu akan mengganggu penerbangan dan pelayaran. “Transportasi udara harus waspada awan cumulonimbus. Di laut ombak tinggi sebelum turun hujan,” ujar Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Berau, Tekad Sumardi, Selasa (12/1). Awan cumulonimbus adalah perkembangan awan cumulus dengan bentuk menjulang ke atas seperti kubah. Warnanya abu-abu hingga gelap dan erat hubungannya dengan hujan deras disertai angin dan petir. “Puncaknya di Januari. Kemudian Februari dan Maret akan menurun, dan April kembali normal. Hujan seperti biasa,” ungkapnya. Dia menjelaskan, la nina adalah fenomena suhu permukaan laut yang menurun sepanjang timur dan tengah Samudera Pasifik di garis khatulistiwa. Itu mengakibatkan curah hujan tinggi. Termasuk di Berau. Makanya masyarakat diharapakan waspada bencana hidrologi. Seperti banjir dan tanah longsor. Berau juga berpotensi terjadi banjir rob. Saat air pasang bersamaan curah hujan tinggi. “Biasanya hujan disertai angin kencang. Masyarakat pesisir untuk waspada," harapnya. (DEW)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: