Andani, Dulu Loper Koran Sekarang Pegolf Andalan

Andani, Dulu Loper Koran Sekarang Pegolf Andalan

Balikpapan, nomorsatukaltim.com- Dulu dia memunguti bola golf untuk dijual lagi. Dulu dia bermain golf dengan stik jadi-jadian. Kini dia berstatus sebagai atlet golf andalan Balikpapan dan Kaltim. Memperkenalkan, Andani.

25 tahun sudah Andani menyandang status sebagai atlet golf. Bukan sekadar atlet saja. Beragam prestasi dia torehkan. Kota Balikpapan selalu menaruh harapan padanya di setiap multi event. Untuk menambah pundi-pundi medali.

Tapi di balik prestasi yang ia cetak. Perjalanan wanita 31 tahun itu menjadi jagoan lapangan golf sangatlah panjang dan tak mudah. Apa yang ia dapat saat ini. Tak lain karena kerja keras yang dia lakukan di masa lampau.

Andani sebenarnya tak sengaja terlahir sebagai atlet golf. Kesukaannya dengan olahraganya orang kaya ini karena faktor lingkungan. Bukan karena Andani sejak kecil bergaul dengan kaum elite. Tapi karena jarak rumahnya yang dekat dengan sebuah lapangan golf legendaris di Surabaya, Yani Golf Club.

Hanya berjarak 500 meter saja dari rumahnya. Andani kerap memunguti bola golf yang tak diambil oleh sang empunya usai bermain. Dia lakukan itu karena faktor ekonomi. Bersama kakak dan rekan-rekannya, Andani menjual hasil pungut bola golfnya itu. Untuk sekadar menambah uang jajan dan biaya sekolah.

"Ya, itu masih SD saya sama kakak cari bola. Kemudian kita jual lagi. Kadang cuci sepatu pemain. Hitung-hitung buat nambah biaya sekolah. Itu sejak kelas 4 SD," katanya kepada nomorsatukaltim.com.

Andani pada akhirnya tak hanya mencari uang dari lapangan golf saja. Dia juga bekerja sebagai loper Koran. Setiap pagi, sebelum berangkat ke sekolah Andani mengecer Koran-koran ke rumah pelanggan di daerahnya tinggal. Usai itu baru ia berangkat ke sekolah.

Selesai sekolah bukannya bermain, Andani langsung menuju lapangan golf. Mencari bola atau apa saja yang bisa dia kerjakan untuk menghasilkan rupiah. Kegiatan itu ia lakukan hingga lulus sekolah dasar. Saat masuk SMP, dia tidak diperbolehkan lagi bekerja oleh orang tuanya.

"Karena masuk SMP fokus belajar. Sambil les mata pelajaran," ingatnya.

Selama bekerja sebagai pemungut bola golf. Andani bersama kakak dan teman-temannya juga tak ketinggalan mencoba langsung olahraga elite itu. Meski tak punya stik golf, mereka memanfaatkan batang pohon. Untuk dijadikan stik jadi-jadian. Dirakit sedemikian rupa agar mirip stik aslinya. Setidaknya Andani dan kawan-kawan belajar memukul bola golf.  Walau saat itu tujuannya hanya untuk senang-senang saja.

"Karena dari kayu jadi gampang patah. Kita buatnya mesti banyak. Buat pukul bola, kita juga curi waktu. Kalau ada security ya lari," ceritanya sambil tertawa tipis.

Entah dari mana mulanya. Ketika lulus SMP. Atau sekira tahun 2005, Andani ditawari kesempatan bergabung ke salah satu klub golf di Surabaya. Gratis. Tentu saja dia mau. Andani pun mulai tekun berlatih. Ia bertekad bisa ambil bagian di kejuaraan golf.

Berkat keuletannya berlatih. Andani akhirnya berhasil mencapai kejuaraan pertama, kedua, dan seterusnya. Dari kejuaraan lokal, nasional, sampai internasional ia jajaki. Thailand, Singapore, China, Taipei, Filipina, Malaysia, hingga Hongkong sudah dicicipinya. Bahkan dia pernah jadi yang terbaik se-Asia untuk kelas junior.

"Ranking 5 besar di Hong Kong. Waktu di China ranking 6. Itu kelas junior amatir," katanya.

Kepiawaian Andani bermain golf membuat Pengkot Persatuan Golf Indonesia (PGI) Balikpapan kepincut. Pada 2014 dia mutasi ke Kota Minyak. Saat itu transfer atlet masih lumrah terjadi. Terpenting pembinaan berjalan. Dia bermain di Porprov 2014 Samarinda dan berhasil membawa pulang medali emas. Prestasi emas itu berlanjut pada Porprov 2018 lalu di Kutai Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: