Pemuda Tewas Tergantung, Tangan dan Kaki Terikat

Pemuda Tewas Tergantung, Tangan dan Kaki Terikat

SAMARINDA, nomorsatukaltim.com - Warga digegerkan temuan mayat seorang pria tergantung di sebuah rumah yang terletak di Jalan Manunggal, RT 77, Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, Selasa (5/1/2021) malam. Korban diketahui bernama Daruji.

Selain leher yang terjerat seutas tali, tangan dan kaki pria 20 tahun itu juga ditemukan dengan kondisi terikat. Dari informasi yang dihimpun, korban ditemukan sudah tak bernyawa, setelah warga sekitar mencium aroma tak sedap dari kediamannya. Diduga, Daruji sudah meninggal dengan keadaan seperti itu, sekitar 4-5 hari. "Saya dapat laporan ada temuan mayat habis isya. Saat itu, saya sedang di pos FKPM (Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat) Loa Bakung. Lagi jaga malam. Anak saya telepon, katanya ada orang gantung diri. Tetangganya korban itu yang lapor ke rumah saya. Jadi saya langsung lapor ke polisi," kata Ketua RT 77, Junaidi (54) ketika dikonfirmasi media ini, Rabu (6/1/2021) siang. Tak berselang lama, Polsek Sungai Kunjang dibantu Satreskrim Polresta Samarinda tiba di lokasi kejadian dan segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Sejumlah saksi turut diperiksa. Dari pantauan media ini, sekitar satu jam lamanya petugas berwajib berjibaku mencari dugaan sebab kematian Daruji. Sementara polisi melakukan penyelidikan, media ini mencari keterangan dari warga sekitar. Disebutkan, korban memang sudah tak terlihat sejak Sabtu (2/1/2021) pagi lalu. Tetangga korban sempat beberapa kali hendak berkunjung ke rumahnya yang dalam keadaan tertutup. Namun setiap kali mengetuk pintunya, tak pernah digubris. Lampu di kediamannya juga tak menyala selama empat hari terakhir. "Sabtu itu sempat pinjam handphone saya. Mau telepon ibunya, tapi saya enggak tahu ngomong apa. Minggu (3/1/2021) kemarin saya ada dititip ayam goreng juga sama kakaknya. Tapi saya ketok enggak ada balasan. Sampai kemarin (Senin, 4/1/2021) jam 11 malam juga enggak ada sahutan kalau dipanggil," ucap Ira Rahmatiah (38), tetangga Daruji. Perempuan yang kediamannya hanya berjarak empat meter dari kediaman Daruji itu, sebenarnya sudah menaruh curiga. Setelah mencium aroma tak sedap. Hanya saja, dirinya tak langsung mencoba masuk ke dalam rumah tersebut. "Sebenarnya sudah ada cium bau, tapi saya pikirnya itu ikan busuk, dia (Daruji) kan suka setrum ikan buat makan kucingnya. Pintu belakang juga terbuka, kelihatan dari rumah saya," ucapnya. Selain itu, harian ini juga meminta keterangan dari paman korban, Ardan. Pria berumur 30 tahun itu menjadi saksi mata yang pertama kali melihat keponakannya tersebut, tewas dalam keadaan mengenaskan. "Awalnya kakaknya yang panggil saya. Rumah terkunci dari dalam. Lampu juga mati, cuma ruang tengah saja yang hidup. Posisinya tergantung di kamar kakaknya. Kalau kamar dia (Daruji) di depan. Badannya sudah membengkak. Kenalinya dari tato motif dayak di bagian bahu kanan," terangnya. Selepas kakak perempuannya menikah, lanjut Ardan, keponakannya itu memang tinggal seorang diri. Ibu dan adiknya ikut bersama kakaknya yang baru saja menikah. Mereka tak lama ini bermukim di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Begitu pula dengan kakak pertamanya, kini bermukim di kawasan Kecamatan Palaran bersama keluarga barunya. Sedangkan ayahnya, telah berpulang setahun yang lalu. "Jadi sekarang dia tinggal sendiri, kadang ada datang temannya, namanya anak muda, kan, ya ngumpul-ngumpul gitu. Yang jadi pertanyaan, keponakan saya ini meninggal tergantung. Tapi tangan dan kakinya terikat," kuncinya. Seperti yang telah disebutkan paman korban. Kasus tergantungnya Daruji, masih menjadi tanda tanya. Sebab, pada tangan dan kaki pria yang memiliki tato di punggung kanan itu dalam keadaan terikat. Dari pengamatan media ini, pergelangan tangan korban terikat tali kuning yang saling berhubungan dengan lilitan di bagian leher. Kemudian, di bagian pergelangan kakinya terikat karet ban dalam, berwarna hitam. Selain itu, di dalam ruang kamar tidur itu, tampak sejumlah barang berserakan. Seperti kaca lemari yang pecah, dan pintu lemari yang terlepas dari engselnya. Dikonfirmasi terpisah, Kanit Reskrim Polsek Sungai Kunjang, Iptu Purwanto menduga, meninggalnya korban sekira 5-6 hari lalu. Dari hasil penyelidikan yang dilakukan petugas, dia turut membenarkan hasil pengamatan media ini. Menurutnya ada kursi plastik pecah. Diduga kursi itu digunakan sebagai pijakan. Kini telah diamankan petugas sebagai barang bukti. Selain itu, polisi juga turut mendapatkan Kartu tanda pengenal (KTP) milik korban. "Kaki tergantung sekitar 10 sentimeter dari lantai. Untuk tanda trauma benda keras atau sajam (senjata tajam) belum bisa dipastikan, karena kondisi sudah mulai membusuk. Kami masih tunggu hasil autopsi. Kami akan olah TKP di rumah korban," terangnya. Meski terkesan bunuh diri, namun kematian Daruji masih harus didalami. Mengingat kondisi jenazahnya yang telah membusuk dengan posisi kaki dan tangan terikat. "Keterangan dari keluarga membenarkan, korban saat kejadian sendirian di rumah. Indikasi terakhir korban meninggal diperkirakan enam sampai lima hari lalu," kata Iptu Purwanto. "Sebab (dugaan) gantung diri masih kami selidiki. Tanda kekerasan belum bisa dipastikan karena kondisi mayat menghitam (membusuk). Mungkin setelah ada pemeriksaan forensik baru bisa kita ketahui lebih pasti," tambahnya. Ditambahkan Kapolsek Sungai Kunjang, Kompol Bambang Budiyanto yang ditemui setelah olah TKP mengatakan, belum bisa memastikan ada tidaknya tindak kriminalitas atas kematian korban. Proses autopsi juga akan dilakukan guna mengetahui secara jelas penyebab kematian Daruji. "Rencana (autopsi) paling cepat besok. Untuk sementara yang terikat itu saja yang enggak wajar. Mudah-mudahan secepatnya (autopsi), nanti akan diketahui ada kejanggalan atau tidak," pungkasnya. (aaa/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: