DPK Tumbuh Positif

DPK Tumbuh Positif

TARAKAN, DISWAY – Dana pihak ketiga (DPK) di Kaltara tumbuh positif pada November 2020, dibanding periode yang sama 2019 lalu. Yakni dari Rp 12,45 triliun menjadi Rp 13,77 triliun. Atau meningkat 10,57 persen.

Dilansir Kayantara yang mengutip dari rilis Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltara, peningkatan itu pada sisi tabungan. Yakni tabungan yang memiliki pangsa tertinggi sebesar 51,2 persen dari total DPK. Tumbuh sebesar 17,42 persen secara yoy dari Rp 6,00 triliun menjadi Rp 7,05 triliun. Deposito dengan pangsa 30,0 persen tumbuh sebesar 4,69 persen secara yoy. Yaitu dari Rp 3,95 triliun menjadi Rp 4,13 triliun. Sedangkan giro yang memiliki pangsa 18,7 persen, tumbuh sebesar 3,39 persen yoy. Yaitu dari Rp 2,49 triliun menjadi Rp 2,58 triliun. “Posisi kredit/pembiayaan yang disalurkan oleh bank di Kaltara pada November 2020, tercatat tumbuh positif sebesar 8,90 persen (yoy). Yaitu dari Rp 9,92 triliun menjadi Rp 10,80 triliun,” ujar Kepala KPw BI Kaltara, Yufrizal melalui rilis pada Senin (4/1) lalu. Pertumbuhan ini, masih didukung oleh kualitas kredit yang terpantau aman dengan NPL di level 0,84 persen. Relatif membaik dibandingkan bulan sebelumnya. NPL tersebut, juga masih berada jauh di bawah ambang batas aman yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu 5 persen. Adapun untuk Kota Tarakan, posisi kredit November 2020, mengalami perbaikan dari kontraksi -1,41 persen secara yoy, menjadi kontraksi sebesar -0,62 persen (yoy). Yaitu dari Rp 3,90 triliun menjadi Rp 3,87 triliun. Dengan NPL sebesar 1,32 persen atau relatif mengalami sedikit penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Secara sektoral, lapangan usaha yang memiliki posisi kredit terbesar, adalah lapangan usaha perdagangan. Dengan pangsa 20,18 persen terkontraksi sebesar 0,83 persen (yoy). Utamanya disebabkan oleh base effect dari tingginya kegiatan konsumsi masyarakat pada periode yang sama tahun sebelumnya. Berbeda dengan hal tersebut, lapangan usaha pertanian dan kehutanan dengan pangsa sebesar 16,28 persen, mengalami pertumbuhan kredit sebesar 34,13 persen (yoy). Utamanya didorong oleh peningkatan pinjaman sub lapangan usaha perkebunan kelapa sawit. Seiring dengan mulai membaiknya harga dan demand akan komoditas tersebut. Di sisi lain, lapangan usaha pertambangan dengan pangsa 4,60 persen dari total kredit, terkontraksi sebesar -27,49 persen (yoy). Disebabkan oleh masih rendahnya harga dan permintaan batu bara global, sehingga membuat mayoritas perusahaan masih membatasi kegiatan usaha yang dilakukan. Selanjutnya, lapangan usaha industri pengolahan dengan pangsa 5,40 persen mengalami perbaikan, meski masih terkontraksi sebesar -7,98 persen secara yoy, seiring mulai membaiknya kinerja ekspor udang dan CPO di Kalimantan Utara. Berdasarkan penggunaannya, kredit/pembiayaan untuk tujuan konsumsi memiliki pangsa terbesar, yaitu 44,06 persen atau senilai Rp4,76 triliun. Kredit/pembiayaan tersebut tumbuh sebesar 20,07 persen yoy. Selanjutnya, kredit/pembiayaan modal kerja memiliki pangsa 34,59 persen atau senilai Rp 3,73 triliun, mengalami kontraksi sebesar -3,03% (yoy). Sementara, kredit/pembiayaan investasi memiliki pangsa 21,35 persen atau senilai Rp2,30 triliun. Tumbuh sebesar 9,70 persen (yoy). Selain itu, rasio kredit/pembiayaan terhadap dana pihak ketiga atau loan to deposit ratio (LDR) di Kaltara pada November 2020, sebesar 78,45 persen. Relatif meningkat dari Oktober 2020. Yang berada pada angka 77,05 persen. Angka ini menunjukkan nilai kredit/pembiayaan terhadap DPK yang disalurkan meningkat dibandingkan periode sebelumnya. KYT/REY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: