Ketika Liverpool Dikalahkan Tim Akademinya
Samarinda, nomorsatukaltim.com – Lawatan juara bertahan sekaligus pemuncak klasemen Liga Premier, Liverpool ke Mary’s Stadium berakhir anti klimaks. Bukan menang mudah untuk menjaga jarak dari Manchester United yang memiliki poin sama. Liverpool malah keok di tangan Southompton. Yang lebih menyakitkan, sang pembuat gol di laga itu tak lain adalah pemain buangan Liverpool, Danny Ings. Wadauw.
Media sosial pada Rabu (5/1) pagi begitu gegap gempita. Liverpool jadi topik utama. Bukan karena keperkasaan anak asuh Jurgen Klopp yang jadi sebabnya. Tapi karena mereka kalah di kandang Soton.
Soton sejak beberapa tahun terakhir kerap disebut sebagai tim akademinya Liverpool. Tentu ini hanya kelakar. Karena mana mungkin tim utama dan akademi bermain di kasta yang sama. Sematan itu karena saat perjalanan menuju puncak pencapaiannya lagi. Liverpool kerap membeli pemain Soton. Lallana, Sadio Mane, dan Van Dijk adalah tiga di antara eks Soton yang dibeli Liverpool.
Soal ribur-ribut di media sosial itu. Sebenarnya amatlah wajar. Karena Liverpool adalah juara bertahan. Pemuncak klasemen pula. Dan sudah menjadi semacam hukum alam. Sang penguasa berarti jadi musuh bersama.
Tapi kalau dipilah-pilah lagi. Suporter klub mana yang ributnya bukan main. Ya tentu saja, fans Manchester United. Jika pun United berada di dasar klasemen saja. Fansnya akan tetap bahagia ketika Liverpool kalah. Apalagi saat ini kedua tim sedang berbagi singgasana klasemen. Wuih, ributnya jadi tambah bukan main.
Berbicara laga itu sendiri, Liverpool memang tampil payah. Dari 17 upaya tembakan ke gawang Soton. Hanya 1 saja yang tepat sasaran. Itu saja mereka harus menunggu sampai menit ke-75. Sebuah rekor baru bagi Liverpool. Ditambah, sudah dua laga terakhir, Liverpool sudah gagal mendulang gol. Terakhir mereka mangalami itu adalah pada Mei 2018 lalu.
Setelah melakukan 8 tembakan tepat sasaran dalam kemenangan 7-0 atas Crystal Palace 19 Desember lalu. Liverpool hanya mengumpulkan tujuh shoot on target di tiga pertandingan terakhir mereka di Premier League. Bukan main.
Untuk Soton sendiri, admin media sosial resmi mereka mengungkapkan kemenangan ini sebagai perayaan Tahun Baru yang tertunda.
Menjadi semakin istimewa, karena Ings yang membuat gol di laga itu. Pemain buangan Liverpool itu mencetak gol pada menit pertama lewat 51 detik. Selain memastikan kemenangan timnya, Ings juga menambah koleksi golnya jadi 50 di ajang Liga Premier.
Soton sendiri di laga itu hanya membuat 7 kali percobaan tembakan. 10 lebih sedikit dari yang dibuat Liverpool. Tapi yang tepat sasaran ada 3. Walau secara keseluruhan Liverpool berhasil menguasai pertandingan dengan 675 operan dibanding 352 operan milik Soton. Tapi ‘tim akademi’ yang akhirnya menyegel kemenangan berkat penampilan solid mereka. Terutama di lini tengah dan belakang.
Tangisan Manajer Soton
Sesaat setelah peluit panjang ditiup wasit, manajer Southampton, Ralph Hasenhuttl, bersimpuh di pinggir lapangan. Kedua matanya juga tampak mengeluarkan air mata. Emosinya begitu meledak-ledak.
Pria asal Austria ini begitu terharu dengan perjuangan anak asuhannya sepanjang 90 menit. Soton mampu dengan baik menahan gempuran Liverpool yang berhasrat mengejar ketertinggalan.
Di luar itu, kemenangan ini sendiri berarti lebih bagi Hasenhuttl. Karena ini untuk pertama kalinya ia bisa mengalahkan Jurgen Klopp. Setelah 4 kali pertemuan sebelumnya, ia selalu dikalahkan Klopp.
“Ada air mata di mataku - karena Angin! Ketika Anda melihat para pemain kami bertarung dengan semua yang mereka miliki. Itu membuat saya sangat bangga. Anda harus memiliki permainan yang sempurna melawan Liverpool dan s kami punya itu," ujar Hasenhuttl dikutip dari BBC.
"Rasanya seperti kami berada di bawah tekanan besar dan pertahanan kami saat di kotak penalti adalah kuncinya hari ini. Itu adalah pertandingan yang intens, suara saya hampir habis."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: