Banjir Tak Pengaruhi Inflasi
Samarinda, DiswayKaltim - Kantor perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim menyebut banjir di Samarinda tidak berdampak signifikan bagi perekonomian Bumi Etam. Bahkan, di Kota Tepian, harga sejumlah bahan pokok cenderung stabil.
Hal demikian diutarakan Ketua Tim Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Harry Aginta.
Pihaknya mengatakan Inflasi Kaltim sendiri sepanjang Mei lalu sebesar 0,56 persen (m to m), lebih tinggi dibandingkan April yaitu 0,15 persen. Di periode yang sama inflasi Samarinda sebesar 0,48 persen. Justru setelah Mei, menurut dia, terjadi deflasi.
“Saat banjir tanggal 10 Juni harga masih stabil sampai tanggal 16 Juni. Tidak ada indikasi naik. Tapi 17 Juni pelan-pelan naik, komoditas bawang merah 3,16 persen," terang Harry saat halalbihalal dengan media di Hotel Aston, Selasa (18/6).
Perkembangan hari ini harga komoditas kembali pulih atau turun, kembali kepada nilai sebelum Lebaran.
Di Samarinda harga bahan pangan penting masih stabil. Alasannya titik terjadinya banjir tidak memengaruhi distribusi barang ke kota.
“Kalau banjirnya sampai di pelabuhan mungkin berdampak," imbuhnya.
Titik banjir terparah adalah Kecamatan Samarinda Utara. Menurut Harry tidak ada komoditas utama di daerah itu yang menjadi penyuplai utama kebutuhan pangan. Justru sejumlah komoditas lebih banyak impor.
“Data Minggu ketiga hasil Survei Pemantauan Harga (SPH), inflasi Juni baru 0,22 persen. Belum ada kenaikan harga yang signifikan," beber Hari.
Pemicu inflasi sendiri masih didominasi dari bahan makanan seperti bawang merah dan daging ayam ras.
Dengan demikian secara makro, ekonomi Kaltim khususnya Samarinda tidak terganggu dengan adanya banjir. "Karena suplai masih lancar, distribusi masih berjalan. Jadi sangat kecil efeknya terhadap ekonomi Kaltim," jelas Harry. (mfy/dah). Baca juga: Setelah Banjir, Kredit Konstruksi Diperkirakan Naik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: