Sambut Momen Nataru, Hotel Persiapkan Diri
Hotel-hotel di Kaltim sudah sangat siap menyambut momen nataru. Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
Samarinda, nomorsatukaltim.com - Banyak masyarakat akan menikmati waktu liburan ketika Natal dan Tahun Baru (Nataru). Tapi, tahun ini akan berbeda. Lantaran ada pandemi. Bisnis perhotelan pun kena imbasnya. Yang biasanya ramai pengunjung, kemungkinan tidak seperti dulu ketika virus corona belum ada. Hal ini disampaikan Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Resort Indonesia Kalimantan Timur (PHRI Kaltim) Muhammad Zulkifli. Ia memperkirakan banyak masyarakat masih takut. Untuk menghabiskan waktu liburan akhir tahun di hotel. Penginapan-penginapan berbintang bisa saja sepi peminat. Sebaliknya, justru wisata destinasi alam terbuka lah yang akan banjir pengunjung. Muhammad Zulkifli memberikan contoh seperti lokasi pantai di Muara Badak. Serta Biduk-Biduk yang akan jadi target liburan nanti. “(Kondisi pandemi ini) orang-orang masih takut (untuk menginap di hotel),” terangnya kepada wartawan Disway Kaltim, Selasa (15/12). Asumsi Muhammad Zulkifli tentu berdasar. Asal asumsi itu saat dirinya mengunjungi Pulau Dewata, dua hari lalu. Dirinya mengamati. Ketika itu, masih banyak hotel serta resort di Bali yang sepi pengunjung. Dikatakan Zulkifli, mungkin ada beberapa hotel dan resort yang kedatangan pengunjung. Tapi hanya segelintir. Dan itu hanya wisatawan lokal. "Itu pun tidak sebanyak sebelum pandemi ya," ucap Zulkifli. Zulkifli menjelaskan, sebenarnya kebutuhan destinasi wisata alam terbuka tidak menjadi masalah bagi PHRI. Mengingat rata-rata memang wisata alamlah yang ada di Bumi Pertiwi. Khususnya Bumi Mulawarman. Dirinya mengaku, bukan masalah besar soal pengunjung lebih berminat berwisata di alam terbuka. Dirinya legawa soal itu. Begitupun rekan-rekan pengusaha di sektor perhotelan. "Mau gimana lagi kalau untuk Kaltim. Kan memang di Kaltim, destinasi alamnya terbuka semua,” lanjutnya. Tetapi, lanjut Zulkifli lagi, jika ada masyarakat yang mau menghabiskan waktu liburannya di hotel. Dirinya dan para pengusaha perhotelan sangat menerima. Mereka, para pelaku usaha di sektor hotel, terang Zulkifli, sudah sangat siap. Baik dari pelayanan, produk food and beverage, serta protokol kesehatan (Prokes). Semuanya sudah disiapkan dengan matang. Tak hanya itu. Dirinya juga mengevaluasi kegiatan lainnya yang sudah dilakukan di hotel-hotel. Khususnya di Kaltim. Beberapa event-event sudah dilakukan di hotel. Begitu pula kegiatan rapat beberapa perusahaan hang juga dilakukan di hotel. Dengan persyaratan tertentu, yakni prokes dan membatasi orang yang hadir “Toh, selama ini juga tidak ada masalah,” kata Zulkifli. Zulkifli juga memberikan imbauan. Khususnya kepada pemerintah. Agar pemerintah juga memikirkan lokasi wisata alam yang akan diminati pengunjung saat liburan Nataru. Menurut Zulkifli, kemungkinan adanya kerumunan di wisata alam terbuka bisa terjadi. Dan Zulkifli menegaskan itu perlu diwaspadai. "Jangan terlalu dan memikirkan hotel dan segala macam. Justru yang harus dipikirkan, kerumunan di destinasi wisata alam tersebut. Harus diperhatikan," tegasnya. Lebih lanjut, Zulkifli meminta pemerintah untuk tidak terlalu menyoroti pelaku industrinya saja. Tetapi keterlibatan pemerintah juga perlu. "Masyarakat harus diedukasi, jadi surat edaran itu, perlu disosialisasikan,” tandasnya. Sekali lagi Zulkifli mengakui, akibat pandemi ini para pengusaha perhotelan di Kaltim masih susah bergerak maju. Walaupun geliatnya sudah mulai ada. Dan terlihat. "Tapi jangan salah, hampir semua dari kami (pelaku usaha di sektor perhotelan) rata-rata masih terpukul (karena pandemi),” pungkasnya mengakhiri. (nad/eny)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: