Pengamat: Pilkada 2020 di Kaltim Banyak Kejutan
SAMARINDA, nomorsatukaltim.com - Banyak kejutan. Itu lah komentar Budiman, Pengamat politik dari Universitas Mulawarman (Unmul). Terkait Pilkada Serentak 2020 di Provinsi Kalimantan Timur. Yang telah selesai digelar, Rabu (9/12/2020).
"Kalau dilihat tingkat partisipasi, termasuk tidak sukses. Tapi kalau dari sisi kemananan, termasuk sukses. Dan dari sisi kejutan, banyak kejutan lah," ujarnya, Kamis (10/12/2020). Kejutan yang ia maksud, terkait dengan hasil perhitungan suara pilkada di masing-masing daerah. Pertama, Pilkada Kota Samarinda yang mempertemukan 3 pasangan calon (paslon). Yakni Barkati - Darlis, Andi Harun - Rusmadi dan Zairin - Sarwono. Berdasarkan hasil perhitungan cepat, perolehan suara Andi Harun - Rusmadi dan Zairin - Sarwono bersaing sengit. Dengan perbedaan suara yang tipis. Andi Harun - Rusmadi unggul dengan meraup 35,6 persen suara. Sementara Zairin- Sarwono mengejar dengan perolehan suara 34,3 persen. Hanya berjarak 1,3 persen perbandingan suara pada situs hitung KPU, kemarin. Meski paslon Andi Harun - Rusmadi sudah mengklaim kemenangan mereka. Menurut Budiman, dengan perbedaan perolehan suara yang tipis, akan ada potensi posisi bergeser. Bahkan, siapa pun yang ditetapkan sebagai pemenang oleh KPU nantinya, tetap rawan untuk digugat. Karena minimnya perbedaan suara. "Margin of error-nya 1 persen, ada ruang untuk menggugat melalui jalur MK. Karena sangat rawan. Beda kalau jauh 5 persen ke atas," ujarnya. Tingginya suara yang diperoleh kedua pasangan calon. Baik Andi Harun - Rusmadi dan Zairin - Sarwono menurut Budiman tak terlepas dari militansi pemilih mereka. Paslon Andi Harun - Rusmadi didukung oleh organisasi masyarakat (ormas) Pemuda Pancasila. Yang dikenal loyal dan solid dalam satu komando. Sementara paslon Zairin - Sarwono didukung oleh kalangan pemilih religius dari basis kelompok pengajian. Berasal dari latar belakang Sarwono yang merupakan seorang penceramah. "Basis ibu-ibu pengajian itu yang jadi andalan. Karena militansinya tinggi," tutur Budiman. Paslon yang memiliki pemilih dengan tingkat militansi tinggi itu lah kata Budiman, yang mempunyai kans besar untuk memenangkan Pilkada. Kedua, Pilkada di Balikpapan dan Kukar yang mempertemukan paslon tunggal dengan kotak kosong. Meski paslon tunggal tetap lebih unggul dibandingkan dengan kotak kosong. Hal itu, kata Budiman tetap menjadi peringatan bagi paslon terpilih. Untuk tidak jumawa dan berbangga hati dengan kemenanganya. Angka 38 persen pemilih kotak kosong di Balikpapan dan 27 persen di Kukar. Menurut Budiman, menunjukkan akumulasi kekecewaan masyarakat terhadap paslon yang ada. Mau pun kepada partai pengusung. Karena dengan sistem borong partai pada satu paslon, menutup ruang demokrasi calon lain untuk bertarung. "Di Balikpapan kolom kosong 38 persen, seandainya itu di Samarinda, sudah menang itu," ujarnya. Sehingga, ada PR besar bagi paslon terpilih untuk berbuat lebih ke depan. Minimal, untuk membuktikan kepalda pemilih kotak kosong. Bahwa mereka layak untuk menjadi pemimpin daerah. Ketua Program Studi S1 Pendidikan Integratif (PIN) FISIP Unmul ini juga menyoroti hasil Pilkada di Bontang dan Mahakam Ulu. Dua daerah ini, memiliki karakter paslon yang sama. Yakni, 2 petahana yang saling bertarung dalam memperebutkan suara Pilkada. Paslon Pilkada Bontang adalah petahana pasangan wali kota dan wakil wali kota periode 2016-2021. Yakni Neni Moerniaeni dan Basri Rase. Keduanya menjadi rival pada Pilkada 2020. Neni Moerniaeni berpasangan dengan Joni Muslim. Dan Basri Rase berpasangan dengan Najirah Adi Darma. Rivalitas ini diraih petahana wakil wali kota, Basri Rase. Dengan memperoleh suara 52,46 persen. Hal ini, menurut pengamatan Budiman, terjadi karena Basri Rase berhasil memanfaatkan momentum. Sejak tidak akur dengan Neni Moerniaeni, ia berani bersuara menentang kebijakan. Ia menjadi pihak yang berseberangan dan berani bersuara. "Misalnya pernah ada kejadian di Bontang, akan dinaikkan tarif PDAM. Menaikkan harga itu kan melukai hati rakyat. Itu dimanfaatkan oleh Basri Rase untuk menentang dan mengambil hati masyarakat," ujar Budiman. Rivalitas petahana dalam pilkada juga terjadi di Mahakam Ulu. Bonifasius Belawan Geh dan Juan Jenau yang merupakan Bupati dan Wakil Bupati Mahakam Ulu periode 2016-2021. Bertemu sebagai rival pada Pilkada 2020. Berbeda dengan Bontang, hasil Pilkada Mahakam Ulu dimenangkan oleh petahana Bupati, Bonifasius Belawan Geh dan pasangannya Yohanes Avun (Boni-Avun). Dengan meraup 66 persen suara. "Di Mahulu, Juan Jenau tidak mengambil memontum seperti yang dilakukan Basri Rase di Bontang. Tidak ada konfrontasi frontal dalam artian pengambilan kebijakan. Saya rasa itu yang membedakan anatara Pilkada Mahulu dan Bontang," jelas Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP, Unmul. Sementara, Pilkada Paser, Budiman menilai kemenangan paslon Fahmi Fadli - Syarifah Masitah, didukung oleh partai dominan di sana. Dan memiliki militansi anggota yang cukup kuat. Sementara para lawannya, adalah para pemain baru yang kurang dikenal masyarakat. Belum lagi, posisi orang tua paslon yang merupakan orang nomor satu di daerah paling selatan Kaltim ini. Fahmi Fadli diketahui merupakan anak sulung, Yusriansyah Syarkawi. Bupati Paser yang menjabat saat ini. "Yang menang ini, diuntungkan oleh tidak banyaknya ulasan media terkait potensi politik dinasti di sana. Tidak seperti Kutim dan Bontang. Paser sepertinya luput tidak terendus di media," ungkapnya. Hasil Pilkada Berau juga mengejutkan. Paslon Sri Juniarsih - Gamalis berhasil memenangkan suara. Mengalahkan Paslon petahana Seri Mawarwiah - Agus Tamtomo. Terakhir, di Kutain Timur, hasil Pilkada dimenangkan oleh Paslon Ardiansyah Sulaiman - Kasmidi Bulang dengan meraup 47 persen suara. Budiman berpesan kepada para paslon yang memenangkan pilkada tahun ini. Untuk merealisasi program-program yang dijanjikan selama masa kampanye. Dan terpenting, komitmen untuk membangun daerah masing-masing berdasarkan skala kebutuhan dari masyarkaat "Anda itu dipilih dengan harapan besar masyarakat. Mereka akan melihat apa yang telah dijanjikan dan memastikan akan terealisasi," tutupnya. (krv/yos)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: