Sertifikasi Lahan KEK Maloy Sudah 100 Persen

Sertifikasi Lahan KEK Maloy Sudah 100 Persen

Ada kabar baik dari KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan. Sertifikasi lahannya disebut sudah rampung. Alias sudah 100 persen.

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK) masih memerlukan waktu untuk berkontribusi dalam perekonomian di Kalimantan Timur. Pasalnya, kawasan yang digadang-gadang menjadi bagian penting jalur Asia ini belum dapat menarik para investor untuk menjalankan industrinya di sana. Namun kabar baiknya, sertifikasi lahannya disebut sudah rampung. Alias sudah 100 persen. Kabar tentang kawasan KEK MBTK ini disampaikan Kepala Subbidang Indagkop, Investasi dan Pariwisata Bappeda Kaltim Andi Arifudin. Dia menyatakan, kawasan tersebut terkendala pada aksesibilitas menuju kawasan. “Maloy aksesnya agak susah, sementara kalau kita petakan akses ke kawasan itu kebanyakan kewenangan pemerintah pusat,” ujarnya, Minggu (6/12/2020) lalu. Ia coba memberikan contoh konkret. Seperti jalan dari Simpang Perdau ke Maloy. Yang merupakan jalan nasional. Andi mengungkap, polemik yang timbul soal KEK MBTK justru kini berada di pemerintah daerah (Pemda). Yang tidak mungkin menangani permasalahan tersebut. Karena soal jalan itu adalah kewenangan yang dimiliki pemerintah pusat. “Kalau daerah diperintahkan (untuk menyelesaikan), ya sebatasnya saja. Tapi kalau bukan kewenangan enggak mungkin juga kami tuntaskan,” ungkapnya. Menurut Andi, jalan tersebut sangat penting. Karena merupakan jalur utama yang harus dilalui. Adapun, akses lain hanya sebatas jalan kolektor dari kebun. “Memang itu yang paling sering dikeluhkan (pihak investor),” akunya. Sekali lagi Andi menyatakan, terkait lahan yang ada di Maloy sudah bersertifikat secara keseluruhan. Meskipun, infrastruktur pendukung sebagian masih belum terpenuhi. Kondisi daya listrik yang ada masih relatif kecil. Yaitu sebesar 2 mega watt. Tetapi, dikabarkan PT PLN (Persero) siap menyediakan listrik dengan kapasitas yang lebih besar dari 2 mega watt itu. “Kan tidak mungkin PLN membangun (instalasi listrik) kalau tidak ada industri (di KEK Maloy),” imbuhnya. Mengenai ketersediaan air baku, Andi membeberkan sudah ada Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Yang mampu memproduksi air sebanyak 200 liter/detik. Kemudian, adapun fasilitas lain yang juga sudah tersedia adalah pelabuhan, perkantoran, helipad, dan tower komunikasi. Kawasan yang sudah dicanangkan sejak zaman SBY ini akan terus dikoordinasikan oleh Pemprov Kaltim ke pemerintah pusat. “Tiap tahun kita sampaikan, memang ada evaluasi, tapi KEK kita sudah siap,” tandasnya mengakhiri. (nad/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: