Kepercayaan Investor Asing Meningkat
Kepercayaan investor asing terhadap prospek ekonomi Indonesia yang meningkat. Seiring perkembangan vaksin COVID-19 dan terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden di Amerika Serikat.
Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menetap di teritori positif pada akhir perdagangan Jumat (27/11) akhir pekan kemarin. IHSG mendaki naik +0,41 persen (+23 poin) ke posisi 5.783. Pada pekan ini, ada beberapa sentimen yang akan memengaruhi pergerakan IHSG pada pekan pertama Desember 2020. Salah satunya kepercayaan investor asing terhadap prospek ekonomi Indonesia yang meningkat. Seiring perkembangan vaksin COVID-19 dan terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden di Amerika Serikat. Analis Pasar Modal Hans Kwee menjelaskan, dari domestik salah satu sentimennya adalah kepercayaan investor asing terhadap prospek ekonomi meningkat. Hal ini karena IMF telah mengakui dari kelompok G-20 pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020 adalah yang terbaik kedua setelah China. Data menunjukkan sejak 1 Oktober 2020 ada aliran dana gabungan senilai USD 48 miliar masuk ke sembilan bursa saham. Kesembilan bursa itu adalah Jepang, India, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam. “Optimisme investor ritel ditambah aliran dana asing membuat IHSG terlihat menguat dari awal Oktober sampai saat ini,” kata Hans Kwee yang juga direktur Anugerah Mega Investama, pada Ahad (29/11) kemarin. Dari sisi global sentimen yang memengaruhi pasar adalah ketika menjelang pemilu hingga pelaksanaan pemilu AS. Ada risiko potensi konflik yang berpotensi menaikan ketidakpastian terutama bila proses transisi tidak berjalan secara mulus. Presiden AS Donald Trump mengatakan jika electoral college memilih Biden, dia akan meninggalkan Gedung Putih. Tetapi Trump masih bertahan pada pendiriannya mengenai penipuan dalam pemilu. Yang sejauh ini belum disertai bukti-bukti yang memadai. Namun pemerintahan Presiden Donald Trump menyediakan sumber daya federal bagi tim presiden terpilih Joe Biden untuk transisinya ke Gedung Putih. Kepala General Services Administration Emily Murphy mengatakan, pemerintahan Trump menyediakan sumber daya federal untuk transisi presiden terpilih Joe Biden menuju Gedung Putih. Hal ini membuka jalan transisi ke Biden berlangsung dengan mulus. “Seiring turunnya risiko politik AS akibat konflik pemilu, berhasil menjadi katalis positif yang mendorong pasar saham naik,” sebut Dosen FEB Trisakti itu. Sentimen lainnya, kata Hans Kwee, pasar keuangan sangat optimis dengan skenario vaksin tersedia secara bertahap tahun depan dan ekonomi kembali normal. Diawali Pfizer dan BioNTech mengatakan uji vaksin efektif 95% lawan virus corona. Sesudah itu ada perusahaan Moderna yang mengklaim vaksin yang dikembangkan punya kemanjuran 94,5% vaksin lawan Covid-19. Selanjutnya, ada vaksin AstraZaneca dan Oxford asal Inggris yang merilis keberhasilan membuat vaksin dengan tingkat efektivitas 70% melawan COVID-19 sesudah uji fase ke-3. “Kehadiran vaksin membuat pasar saham sangat optimis akan pemulihan ekonomi akan segera terjadi,” tandasnya. Selain itu, vaksin AstraZeneca dan Oxford untuk virus covid-19 disebut sebagai vaksin virus COVID- 19 global karena diperkirakan berbiaya murah. Tetapi vaksin AstraZeneca ini menghadapi tantangan setelah perusahaan merevisi efektivitas vaksinnya dari 90 % menjadi 70% mencegah kasus COVID-19. Ini dari hasil uji coba tahap akhir di Inggris dan Brasil. Ada kelompok kecil relawan secara tidak sengaja memperoleh dosis lebih rendah dan menghasilkan tingkat keberhasilan mencapai 90%. Pada kelompok yang lebih besar dengan dosis normal, tingkat efektivitas lebih rendah hanya 62%. Menurutnya, banyak ilmuwan mengatakan pengujian di hasil kelompok kecil dapat diartikan 'menghasilkan pembacaan palsu'. Hal ini menjadi sentimen negatif pengembangan vaksin global. Selanjutnya, rilis risalah Rapat Dewan Gubernur bank sentral Amerika (Federal Reserve/Fed) yang dilaksanakan pada Oktober menunjukkan adanya diskusi mengenai bagaimana caranya untuk menambah kebijakan moneter akomodatif. Dalam rangka membantu proses pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19. Para pejabat The Fed berupaya menyediakan lebih banyak akomodasi bagi ekonomi agar pemulihan dari pandemi virus corona terus berlanjut. The Fed juga melihat adanya potensi kenaikan risiko terganggunya proses pemulihan ekonomi akibat naiknya kasus infeksi COVID-19 di Amerika. “Tambahan stimulus moneter tentu menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan,” kata Hans Kwee kepada nomorsatukaltim.com. Kemudian sentimen selanjutnya, bahwa presiden terpilih Joe Biden mempunyai pekerjaan berat memilih menteri yang akan membantunya memulihkan Amerika secara global, menjadi pimpinan globalnya, dan menjadi pimpinan moral. Diharapkan AS menjadi pimpinan dalam menghadapi pandemi COVID-19. Pencalonan mantan Kepala Federal Reserve Janet Yellen sebagai menteri keuangan mendapat apresiasi positif dari pasar dan meningkatkan harapan stimulus fiskal besar. Yellen yang dianggap seorang ekonom tenaga kerja diperkirakan akan meningkatkan pengeluaran pemerintah untuk mendorong ekonomi keluar dari resesi akibat pandemi virus corona. Yellen juga memperhatikan utang AS yang meningkat pesat dan defisit anggaran yang memburuk. Harapan stimulus fiskal yang lebih besar di era Biden kembali meningkat. Hans mengatakan, peningkatan kasus COVID-19 di Amerika Serikat mendorong pembatasan bisnis sehingga menghentikan pemulihan ekonomi dan berpotensi mendorong ekonomi AS tumbuh rendah di 1 % di kuartal ke empat. Pembatasan bisnis telah mendorong PHK dan merusak pemulihan pasar tenaga kerja. Data dari Departemen Tenaga Kerja AS pada minggu lalu terjadi penambahan jumlah orang yang mengajukan klaim pengangguran sebanyak 778,000 naik dari minggu sebelumnya 742,000. Data ini lebih tinggi dari konsensus ekonom yang di survei Dow Jones. Yang memperkirakan hanya ada penambahan 733,000 klaim baru. Peningkatan kasus COVID- 19 menjadi tantangan ekonomi di jangka pendek. Sentimen terakhir yang akan memengaruhi pasar yaitu survei oleh Komisi Eropa menunjukkan sentimen ekonomi zona euro turun pada bulan November. Penurunan ini merupakan yang pertama kalinya dalam tujuh bulan terakhir akibat gelombang kedua COVID-19 yang melanda benua Eropa. Terjadi penurunan aktivitas bisnis Prancis pada November karena penguncian kedua akibat penyebaran COVID-19. Jumlah infeksi COVID-19 di Jerman telah melampaui angka satu juta dengan jumlah kematian harian mencapai rekor tertinggi hari di minggu lalu. “Peningkatan kasus COVID-19 di ikuti pembatasan bisnis menjadi sentimen negatif di pasar saham,” ujar Hans Kwee. Dari beberapa sentimen tersebut, ia memprediksikan IHSG berpeluang konsolidasi melanjutkan penguatan di pekan ini. Akan tetapi mulai sangat berisiko mengalami aksi ambil untung mengingat kenaikan yang hampir tanpa koreksi berarti. “IHSG bergerak dengan support di level 5,669 sampai 5,427 dan resistance di level 5,800 sampai 5,900,” tutupnya. (fey/eny)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: