Hutan Sekolah Jadi Laboratorium

Hutan Sekolah Jadi Laboratorium

TANJUNG SELOR, DISWAY – Guru SMAN 1 Sebatik, Nunukan, Adiatman, meraih anugerah terbaik ke-2 pada kategori Guru Berdedikasi dan Inovasi, di ajang Apresiasi Guru dan Kepala Sekolah Dedikatif, Inovatif, dan Inspiratif Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus 2020.

Pria yang mengajar mata pelajaran biologi itu, pun mengaku terkejut ketika mendapatkan penghargaan tersebut. Ia tidak menyangka ide membuat laboratorium alam dengan memanfaatkan lahan di sekitar sekolah, bermanfaat bagi peserta didik dan diapresiasi Kemendikbud. “Dari 70 terbaik yang terbagi ke dalam 14 kategori apresiasi, alhamdulillah saya masuk urutan ke-2,” katanya. Menurut pria yang akrab disapa Adi, menuturkan bahwa pemberian apresiasi ini telah melalui serangkaian proses. Dimulai dari penyusunan pedoman, sosialisasi program apresiasi, seleksi berkas administrasi, seleksi naskah, seleksi presentasi, penetapan penerima apresiasi, dan pemberian apresiasi. “Dari 14 kategori itu, 8 kategori diberikan kepada guru dan kepala sekolah untuk tingkat SMA, SMK, SLB dan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif (SPPI). 6 kategori diberikan kepada guru dan kepala sekolah untuk tingkat SMA, SMK, dan pendidikan khusus (SLB dan SPPI),” ujar pria yang sudah 9 tahun mengabdi sebagai guru di Sebatik ini. Adi sendiri berhasil memanfaatkan hutan yang dipenuhi sampah untuk kemudian disulap menjadi laboratorium alam. “Saya ingin wujudkan hutan sekolah sebagai pusat penelitian di wilayah perbatasan, yang tidak hanya berguna bagi sekolah saya, namun juga siswa lain di sekitarnya. Sehingga, siswa dari berbagai jenjang pendidikan bisa belajar di hutan sekolah itu,” ujarnya. Pria 32 tahun ini mengaku, idenya mengubah hutan sekolah menjadi sumber belajar siswa dan siswi di Sebatik. Karena merasa terganggu dengan banyaknya sampah di sekitar hutan sekolah. “Butuh waktu sebulan untuk mengubah hutan sekolah menjadi laboratorium alam,” urainya. Di lokasi itu, juga disediakan fasilitas belajar, hingga beragam tumbuhan dan satwa juga dapat ditemukan di hutan sekolah itu. “Hutan sekolah ini dibuat sejak 2016, hingga kini hutan sekolah kami sudah dikenal masyarakat Sebatik, bahkan masyarakat Pulau Jawa,” ujarnya. HMS/REY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: