Barongsai, dari Seni Budaya Sampai Cabor Prestasi

Barongsai, dari Seni Budaya Sampai Cabor Prestasi

“Saya rasa di Kaltim ini sudah luar biasa banyak sasana dan pengkotnya, meskipun yang asli pemain barongsai masih kurang, tidak seperti di Jawa. Samarinda sendiri termasuk masih kalah saing sama kabupaten lain di Kaltim ini. Maka kita harus genjot latihan. Agar target medali emas Porprov dapat terwujud,” ujarnya.

Disinggung soal fasilitas dan kelengkapan olahraga barongsai. Ia berharap fasilitas yang dimiliki tiap sasana dapat lebih ditingkatkan. Termasuk dukungan dari KONI Samarinda. Dengan program pembinaan berjenjang dan ikut serta dalam setiap kejuaraan.. 

“Kita harus usahakan mengenai program pembinaan dan tempat latihan, mari bersama-sama kita raih prestasi. Bukan hanya Porprov kalau mampu. Kejuaraan nasional juga. Kita pernah beberapa kali mendapat juara harapan.”

“Waktu di Surabaya misalnya, peserta yang ikut dari banyak negara. Meski juara harapan. Namun dari sana lah kita dapat mengukur sejauh mana kulaitas pemain kita. Pernah juga Samarinda mewakili negara. Mengikuti even di China. Lawannya berasal dari berbagai negara,” sambung Iwan.

Terlepas dari itu, jika mengingat-ingat sejarah perkembangan barongsai di Indonesia. Iwan tak akan melupakan salah satu figur nasional. Yakni Dahlan Iskan. Beberapa tahun lalu, Dahlan dinilai sangat getol mempopulerkan barongsai di Indonesia.

Bukan setahun dua tahun Dahlan melakukan itu. Seingat Iwan, mantan Menteri BUMN itu berupaya menaikkan pamor barongsai hingga lebih sewindu. Dengan kini barongsai sudah diakui sebagai cabor prestasi, Iwan menganggap perjuangan Dahlan Iskan tak sia-sia.

“Pak Dahlan itu orang hebat, karena dia lah barongsai di Kaltim berkembang pesat. Dulu, saat ia masih aktif di sini, sering diadakan kejuaraan. Di Banjarmasin, di Pontianak dan daerah lainya,” tutup Iwan. (frd/ava)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: