Permintaan Internet PACNet Naik 20 Persen

Permintaan Internet PACNet Naik 20 Persen

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Jumlah pengguna internet di Indonesia mengalami kenaikan signifikan. Menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII) naik 8,9%. Dari 171,2 juta pada 2018 menjadi 196,7 juta kuartal II-2020.

Porsi pengguna internet di Tanah Air juga meningkat dari 64,8% menjadi 73,7% terhadap total populasi 266,9 juta. Survei yang digunakan melalui kuisioner dan wawancara terhadap 7.000 sampel. Pertumbuhan pengguna internet tersebut memberikan dampak positif pada kinerja penyedia jasa internet atau internet service provider (ISP). Transkon Jaya, salah satu perusahaan persewaan mobil berlokasi di Balikpapan, juga memiliki usaha penyedia jasa internet. Yaitu PACNet. Dengan layanan Wireless Broadband Internet, juga jasa pengadaan dan layanan information technology (IT). Kini PaCNet mulai dilihat sebagai pilihan pemberi jasa internet di perkotaan. Sebelumnya, PACNet melayani industri tambang dan perkebunan seperti bisnis utama perusahaan. Head of Sales and Project PACNet Yogi Kurniawan menyebut, permintaan akan internet bertumbuh sebesar 20 persen. Ditargetkan sampai akhir tahun bisa tumbuh sebesar 40%. "Permintaan memang ada pertumbuhan. Meningkat 20 persen apabila dibandingkan dengan periode yang sama," kata Yogi Kurniawan saat dihubungi Kamis, (26/11). Saat ini layanan PACNet terus diperluas. Bukan hanya pada corporate atau perusahaan, akan tetapi juga residence. "Start kami pada Februari residence terus bertumbuh. Dan hingga akhir tahun sudah ada 6 perusahaan yang menunggu permintaan internet. Sementara residence perbulan sekitar 30-70 permintaan," sebut Yogi. Ia menambahkan, PACNet terus meningkatkan kualitas layanan dan jasa yang diberikan. Serta terus berinovasi untuk menyokong dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Terpisah Praktisi IT Istia Budi mengatakan, ada 300 juta lebih orang yang telah menggunakan mobile phone connection. Dan pengguna internet terus bertumbuh signifikan. Hal ini menjadi momentum bagi start up untuk terus berkembang dan berinovasi.   Di era new normal dan di era industri 4.0 dibutuhkan SDM yang berkualitas. Karena era industri 4.0 tak lengkap tanpa SDM berkualitas. “Walau dunia kerja didominasi komputer dan robot. Hanya manusia yang sanggup berpikir kreatif dan kolaboratif,” kata Istia Budi dalam Webinar Digital Solution, Peluang dan Tantangan di Era Virtual yang digelar PHKT pada Rabu (26/11). Pada masa pandemi, bisnis IT terus bertumbuh dan berkembang. Di satu sisi sektor pariwisata menurun. Tetapi saat ini konsentrasi juga pada ekonomi kreatif. “Bagaimana cara untuk menumbuhkan ekonomi kreatif. Dengan memunculkan developer-developer baru dari generasi muda,” ucapnya. Ada beberapa tantangan industri 4.0, yaitu security, regulation dan skill. “Security ini bagaiman kita tetap menjaga kerahasiaan. Misal data diri. Kemudian skill ini menjadi pekerjaan rumah kita. Karena skill harus tetap di-update,” tandasnya. Selain itu, yang harus dilakukan adalah harus mampu bersaing dengan mempersiapkan mental. “Harus siap bersaing dan harus persiapkan mental. Apalagi nanti dengan IKN maka SDM harus siap mental,” terangnya. Langkah-langkah ini yang harus dilakukan untuk terus mensosialisasikan kepada generasi muda. Karena dunia IT itu semua serba cepat. “Apabila tidak berinovasi, bisa cepat ketinggalan,” ujarnya. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: