Bekantan di PPU Mati Ditabrak Pengendara, Tahun Ini Sudah 5 Kali Terjadi

Bekantan di PPU Mati Ditabrak Pengendara, Tahun Ini Sudah 5 Kali Terjadi

PPU, nomorsatukaltim.com - Seekor bekantan mengalami sebuah insiden kecelakaan, Rabu 25 November 2020. Kejadian terjadi saat satwa dilindungi ini hendak menyeberang jalan di area Tunan. Tepatnya di Jalan Provinsi di Kilometer 21 Kelurahan Waru, Penajam Paser Utara (PPU).

Menurut penuturan warga sekitar, hewan dengan nama latin Nasalis larvatus ini menyeberang sekira pukul 15.30 Wita. Berbarengan dengan sebuah mobil yang sedang melaju membuat primata berhidung panjang itu tak sempat menghindar.

"Iya, Mas. Kami dan keluarga yang menguburnya. Karena kami yang paling dekat," kata Mawar (nama sebenarnya), Kamis (26/11/2020).

Ini bukan kejadian pertama. Sudah berulang-ulang kali terjadi. Tahun ini saja, kata dia, sudah lima kali terjadi insiden terhadap hewan khas dengan warna bulu cokelat itu.

Area Tunan ini memang habitat asli mereka. Di riparian Sungai Tunan. Selain bekantan, masih ada lagi monyet hitam. Juga hewan endemik. Jumlah keduanya cukup banyak. Namun begitu belum ada penelitian komprehensif tentang jumlah pasti mereka.

Dan di sekitaran Jembatan Sungai Tunan itulah merupakan jalur lintasan mereka. Aktivitas itu biasa dilakukan saat mereka hendak mencari makan.

Dalam sehari, biasanya dua waktu para bekantan itu menyeberang jalan. Yakni pada pukul 10-11 pagi. Lalu sore hari pada jam 3 sampai 4 sore.

Tapi mirisnya, nyaris tidak ada yang peduli dengan itu. Tak terlihat banyak plang imbauan di situ. Hanya ada dua plang berbahan spanduk pemberitahuan biasa saja. Jadi kurang terlihat pandangan. Itu pun syukur-syukur. Ada inisiatif Ketua RT 01, Rusdiansyah.

Padahal, diketahui wilayah ini masuk dan sedang diusul menjadi kawasan ekowisata yang dilindungi. Pun, area ini kerap dijadikan objek wisata warga lokal dan luar daerah. Ada juga trip susur sungai yang dibuka untuk menjual keindahan mereka.

"Iya. Kami warga sekitar dan warga yang lewat, setiap jam 4 sore itu menjadi tontonan. Banyak warga yang menepi di pinggir jalan untuk melihat bekantan," urai dia.

Makanya, untuk warga sekitar beberapanya sudah paham. Hafal jadwal monyet ini melintas. Jadi awas dalam berkendara di jam itu. Namun untuk pengendara lain, yang notabenenya lewat di jalan lintas daerah ini, jelas belum tentu tahu.

Meski hidup berdampingan dengan warga, tak ada kasus monyet ini menyerang warga. Apalagi sampai ada yang terluka karenanya. Bekantan di wilayah ini masih kalem. Ya karena alamnya tinggal masih ada yang terjaga. Jadi tak pernah mengganggu. Kendati begitu, warga berharap ada perhatian serius dari pemerintah.

"Biasanya kalau sudah ada yang mati ditabrak, tidak ada lagi sudah mereka di dekat rumah kami. Pasti mereka menjauh ke dalam hutan," tutup Mawar. (rsy/ava)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: