Sisi Lain Vicky
Saya terkesima. Saat menonton videonya. Di kanal YouTube Trans7 Official. Juga di Instagram @vickyprasetyo777. Sudah ratusan ribu kali video itu ditonton. Juga dikomentari ribuan netizen. Video itu tentang Vicky Prasetyo. Artis yang dikenal banyak sensasi. Juga penuh kontroversi. Ada pelajaran yang saya petik setelah menonton video itu. Mudah-mudahan juga bagi Anda. Video itu menampilkan pengakuan Vicky. Pada acara Okay Bos. Yang dipandu Raffi Ahmad di Trans7. Kala itu yang hadir sebagai bintang tamu adalah Abidzar Al Ghifari. Anak almarhum Ustad Jefri Al Buchori. Di sela-sela perbincangan Raffy dan Abidzar itulah. Vicky, selaku co host acara itu, tiba-tiba menyatakan sebagai lulusan pesantren. Ia mengaku pernah tiga tahun mondok di Pesantren Asy Safi’iyah, Jatiwaringin, Jakarta Timur. Bahkan tergolong santri berprestasi. Yang selalu mendapatkan peringkat pertama dari kelas 1 hingga 3. Dalam video itu, Vicky menunjukkan kemampuannya menguasai ilmu Nahwu Shorof. Sontak semua orang di acara itu terkesima. Meski tak lama kemudian tertawa. Karena selorohan Vicky. ”Aku mah ada ilmu, cuma nggak PD (percaya diri) sama akhlak doang,” selorohnya. Selanjutnya, Vicky kembali mengundang tepuk tangan penonton untuknya. Ketika mampu mengartikan lagu salawat ”Ilahilastulil Firdaus”. Yang sebelumnya dinyanyikan Abidzar di acara itu. Sampai-sampai Raffi mengaku malu dengan dirinya. Yang merasa ilmu agamanya tak setinggi Vicky. Raffi sempat berdiri dari tempat duduknya. Lantas menyalami Vicky. Juga menciumnya. Kemudian Vicky berprilaku seakan menasehati Raffi. Ia sempat membacakan sebuah hadis yang diriwayatkan Al-Baihaqi. Dalam bahasa Arab. ”Aa Bos, sesuatu kan kita bisa belajar. Arti hadis itu adalah sesungguhnya Muhammad SAW diturunkan ke dunia untuk menyempurnakan akhlak umatnya di dunia ini. Saya Insya Allah dengan dulu pesantren, ilmu mah ada, akhlak saya yang kadang-kadang kurang,” katanya kepada Raffi. Di Instagramnya, selain memposting video itu, Vicky juga menjelaskan tentang ilmu Nahwu Shorof. ”Insya Allah jika tidak salah makna wazannyaa adalah fa'ala (فعَل) = fiil maadhi, bentuk lampau yaf'ulu (يفعُلُ) = fiil mudhaari, sedang terjadi atau yang akan datang. Fa'lan (فعلاً) = mashdar, merupakan urutan ketiga dalam tashrif. Maf'alan(مفعلا) = mashdar mim yang diawali dengan mim. Faa'ilun (فاعل) = fail, pelaku. Maf'uulun (مفعول) = maf'ul, objek yang dikenai pekerjaan. Uf'ul (افعُل) = Fi'il amr, perintah. Laa taf'ul (لا تفعُل) = nahyi, larangan. Maf'alun, maf'alun (مَفعَل ) = disebut dua kali sebagai isim makan dan isim zaman. Mif'alun (مِفعَل) = isim alat,” tulisnya. Vicky juga mengaku video itu mengingatkannya semasa menjadi santri. ”Jadi ingat kembali masa kecil. Di mana hidup setiap hari diisi ibadah dan belajar. Cuci pakaian sendiri. Nyetrika pinjam teman kamar sebelah. Makan antri sama-sama. Kalau piring hilang pinjam punya teman atau kadang makan satu piring berdua atau bertiga. Ukhuwah Islamiyah. Belajar kitab-kitab Ta'lim muta'allim, Safinatun Najah, Tanqihul qoul, Tijan darori dan lainnya. #nikmatnyamenjadisantri,” tulisnya. Video yang diposting Vicky itu telah ditonton 95.655 kali dengan 1.063 komentar. Banyak pujian netizen untuk Vicky karena postingannya itu. Seperti disampaikan @Safirah Solihin. ”Mantap banget kak, masih ingat nahwu shorof-nya. Udah khatam berapa kitab kak? Hehe… Semoga semakin sukses dan bisa menginspirasi orang-orang hingga makin banyak santri Indonesia,” tulisnya. Pujian juga dituliskan @mbaktull29. ”Saya yang anak pondokan merasa minder sama Bang Vicky masalah Nahwu Shorof,” katanya. Senada dikatakan @mutiarasakdia. ”Salut Bang. Berani mengakui banyak ilmu, cuma nggak PD (percaya diri) sama akhlak. Jarang orang seperti itu,” pujinya. Jujur. Saya pun merasa malu dengan Vicky. Sebab, saya mungkin sama dengan sebagian netizen lainnya. Yang sebelumnya memandang Vicky sebagai artis yang bermodal sensasi saja. Tapi ternyata, di balik itu, ia juga memiliki kelebihan. Saya pun minder dengan kemampuannya menguasai ilmu Nahwu Shorof. Pastinya Vicky telah mengajarkan kepada saya, bahwa setiap orang itu memiliki sisi baik. Karenanya, tidak boleh menilai seseorang dari luarnya saja. Seperti yang sudah dipesankan dalam kalimat kiasan terkenal itu: don’t judge the book by its the cover. (wirahadikusumah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: