Bontang Masih Rajai Tingkat Pengangguran, Padahal Sudah Turun 3 Tahun Terakhir

Bontang Masih Rajai Tingkat Pengangguran, Padahal Sudah Turun 3 Tahun Terakhir

Bontang, nomorsatukaltim - Pengangguran di Bontang memang paling tinggi se-Kaltim. Bukan baru-baru ini saja. Sebenarnya sejak 13 tahun lalu Bontang memang paling tinggi. Tapi pada 2014 posisi Bontang tak lagi nomor satu. Posisinya disalip Kabupaten Berau dengan tingkat penganggurannya 10 persen. Sedangkan Bontang satu strip di bawahnya 9,38 persen.

Namun posisi Bontang 'berhasil' memuncaki tingkat pengangguran tertinggi selang setahun berikutnya : tahun 2015. Sedangkan Kabupaten Berau sukses menekan angka penganggurannya dan bercokol di posisi ke-8 di seluruh Kaltim.

Dinas Ketenagakerjaan punya alasan kenapa Bontang tinggi sekali angka penganggurannya. Alasan pertama karena kota industri. Kota industri seperti magnet bagi pencari kerja. Makanya tren pencari kerja naik terus.

Apalagi subsidi pemerintah banyak sekali. Mulai dari pendidikan dan kesehatan. Tak pelak seperti semut mengerumuni gula, Bontang dilirik oleh warga daerah tetangga, Kutim dan Kutai Kartanegara.

"Bontang ini kaya bunga desa selalu jadi perhatian," ujar Kepala Bidang Produktifitas, Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja Dinas Ketenagaakejaan, Usman kepada Disway baru-baru ini.

Karena cap kota industri maka warganya berbondong-bondong melamar ke dunia industri. Jika gagal. Mereka kerja serabutan atau bergantung dari sektor informal seperti melaut ataupun berdagang.

"Nah banyak juga anggapannya kalau tidak di pabrik tidak kerja, makanya penganggurannya disebut tinggi," ujarnya.

Meski demikian angka pengangguran di Bontang terus menurun. Sejak 2017 mulai terlihat penurunannya dari 12 persen turun ke angka 9 persen di tahun 2019.

Dari grafik BPS Kaltim titik terendah pengangguran di Bontang menyentuh 9 persen. Ada 3 periode tercatat pengangguran menyentuh angka 9 persen, pertama di tahun 2014. Lalu di periode 2018 dan 2019.

Trennya bergerak naik turun. Tapi puncak tertinggi pengangguran sejak 13 tahun lalu terjadi pada 2007 mencapai 17 persen. (wal/ava)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: