Jalan Rusak di Kutim Sepanjang Sangatta ke Penajam

Jalan Rusak di Kutim Sepanjang Sangatta ke Penajam

Kutim,nomorsatukaltim.com – Kutai Timur (Kutim) adalah salah satu kabupaten dengan APBD terbesar di Kaltim. Tapi besaran kucuran anggaran itu ternyata tak selaras dengan kondisi jalan di kabupaten pemekaran Kabupaten Kutai itu. Masih banyak ruas jalan dengan kategori rusak berat.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kutim menampilkan fakta tersebut. Sepanjang 365,89 kilometer jalan di Kutim dengan berstatus rusak berat. Jika dihitung melalui aplikasi Google Map, angka itu sama dengan jarak dari ibu kota Kutim –Sangatta-  menuju Penajam di Kabupaten Penajam Paser Utara. Itu belum ditambah dengan jalan dengan kategori rusak ringan sepanjang 171 km.

Memang, untuk jalan dengan kondisi baik masih mendominasi. Ada 442,95 km jalan yang dikategorikan kondisi sedang. Serta jalan yang benar-benar mulus sepanjang 125,42 km.

Tapi tetap saja, panjang jalan dengan kategori rusak itu sangat berpengaruh pada aksesbilitas orang, barang, dan jasa di Kutim. Yang dampak ekonominya bisa merembet ke mana-mana.

Pjs Bupati Kutim, Jauhar Efendi mengatakan, pemkab tentu memerlukan bantuan untuk menyelesaikan persoalan ini. Baik itu ke pemerintah pusat maupun ke Pemprov Kaltim yang memiliki kewenangan masing-masing pada ruas jalan di Kutim.

"Kan ada jalan negara, jalan provinsi dan jalan kabupaten. Jadi kami akan sampaikan kondisi ini sesuai dengan kewenangan masing-masing dalam mengurus akses jalan ini," ucap Jauhar.

Yang berstatus jalan kabupaten, tentu akan diperhatikan Pemkab Kutim. Walau tahun depan belum bisa jadi prioritas. Lantaran masih memiliki banyak utang pada pihak ketiga. Kaitannya dengan proyek multiyears yang sudah berjalan. Pemkab berencana akan melunasi utang tersebut tahun depan.

Ditambah nominal APBD Kutim tahun depan menurun. Maka pemkab dituntut melakukan skala prioritas. Soal perbaikan jalan, dipastikan belum bisa tuntas tahun depan.

"Memang tidak memungkinkan untuk diselesaikan dengan cepat. Karena ada kewajiban pemerintah yang mesti dituntaskan," imbuhnya.

Selama dirinya menjabat sebagai Pjs Bupati Kutim, Jauhar sudah melakukan kunjungan ke beberapa kecamatan. Dan memang kerap ia temui jalan rusak dalam perjalanannya.

"Saya sudah ke Wahau dan Kongbeng. Begitu juga Bengalon dan Rantau Pulung. Untuk jalan sudah relatif bagus, tapi tidak tahu kalau di dalamnya lagi," selorohnya.

Sarana transportasi seperti jalan bisa menjadi indikator dari kemajuan suatu wilayah. Mengingat kondisi jalan akan berpengaruh juga pada sektor lainnya. Semisal pada angkutan orang. Apabila kondisi jalan terlalu buruk, bisa membahayakan nyawa manusia.

Di sektor ekonomi, utamanya angkutan barang, hasil pertanian, dan perkebunan. Juga memiliki andil besar. Akses jalan yang buruk bisa berakibat tingginya ongkos angkut. Yang bakal membuat efek domino yang lebih banyak lagi.

"Sehingga memang perlu ada peningkatan pembangunan infrastruktur jalan ini. Tapi kita juga perlu melihat kemampuan keuangan saat ini. Langkah lain mungkin dengan meminta bantuan ke provinsi dan pusat," tuturnya. (bct/ava)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: