UN Tidak Ada Lagi, 2021 Ganti dengan Sistem AKM, Gini Cara Ikutnya

UN Tidak Ada Lagi, 2021 Ganti dengan Sistem AKM, Gini Cara Ikutnya

Samarinda, nomorsatukaltim.com – UN atau ujian nasional tidak lagi menjadi penentu kelulusan. Nanti diganti dengan penilaian Assessment Kompetensi Minimum (AKM). Dimana penilaian tidak lagi dari mata pelajaran. Berlakunya tahun depan.

Kabid Pembangunan SMP Disdik Samarinda Barlin Hadi Kesuma membeber ada tiga penilaian. Pertama numerasi. Yaitu kemampuan menganalisis dengan menggunakan angka-angka. Selanjutnya literasi. Metode penilaian ini berdasarkan kompetensi.

Tidak hanya mengenai kapabilitas pelajar dalam membaca. Tapi menganalisis bacaan dan memahami konsep dalam tulisan yang dibaca tadi. Sehingga, tidak lagi berdasarkan mata pelajaran dan penguasaan materi.

Tapi kompetensi. Baik minimum ataupun kompetensi dasar.
Terakhir survei karakter. Survei ini akan menjadi acuan sekolah. Agar dapat menciptakan lingkungan sekolah yang lebih nyaman dan menyenangkan. Sehingga sistem ini tidak menjadi beban.

“Ketika murid mendapatkan nilai yang buruk di sekolah, tak langsung dihakimi. Bisa jadi sekolah ikut bertanggung jawab. Karena tak bisa hadirkan suasana nyaman. Baik dari sisi pengajar atau fasilitas penunjang tak layak,” terangnya.

Sebelum kebijakan ini terlaksana, sudah ada beberapa survei yang dilakukan. Serta musyawarah bersama guru, siswa dan orangtua. Sementara, kalau UN, harus melewati nilai batasan yang telah ditentukan. Kalau tidak, peserta didik tersebut dianggap tak lulus. Alhasil, mereka tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.

Konsep UN sendiri dinilai terlalu berat. Karena hanya dalam waktu tiga hari masa depan ditentukan. Padahal sudah belajar selama tiga tahun. Kondisi ini terkadang membuat peserta didik stres.

Baca juga: Hakim PN Samarinda Vonis Pelajar SMK Pengedar Ganja

“Bahkan karena ini pula tak jarang ada saja kasus bunuh diri. Karena, banyak yang frustasi. Inilah yang kami tak inginkan terjadi. Ini salah satu pertimbangan kenapa konsep tersebut diubah,” tegasnya.

Sistem lama (UN) sendiri dianggap perlu ditinggalkan. Karena penilaian murid harusnya tak lagi menggunakan angka dan peringkat. Beberapa negara maju bahkan sudah tidak menggunakan sistem tersebut. Salah satunya negara tetangga Singapura. Mereka terkenal dengan pendidikannya yaitu tidak lagi menerapkan ranking.

“Kebijakan penilaian inilah yang hendak diterapkan pada tahun depan,” pungkasnya. (mic/boy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: