Cawapres Amerika Pertama Keturunan India

Cawapres Amerika Pertama Keturunan India

WAJAH MULTIKULTURAL

Menilik rekam jejak Harris sebagai jaksa, sulit untuk tidak menyebutnya sebagai penegak hukum yang keras. Duo Biden-Harris dalam pilpres 2020 ini pun cukup menggambarkan status quo Partai Demokrat. Yang masih ingin bermain aman di spektrum moderat. Terlepas dari itu, kehadiran Harris dalam kancah politik nasional dapat dimaknai sebagai simbol progresif kebangkitan politik perempuan dari kelompok ras marjinal. Sekaligus representasi dari masyarakat imigran dan multirasial. Yang semakin mewarnai keberagaman demografi sosial Amerika. Setelah pertengahan abad ke-20.

Kedua orang tua Harris datang ke Amerika pada awal 1960-an. Untuk menempuh pendidikan tinggi. Bapaknya, Donald Harris, datang dari Jamaika. Kini menyandang status profesor emeritus di bidang ekonomi di Stanford. Ibu Harris, Shyamala Gopalan, peneliti berdarah Tamil dari India, mendedikasikan hidupnya untuk riset kanker payudara di berbagai lembaga kajian berbasis kampus Amerika.

Harris dicalonkan di tengah memanasnya pertentangan rasial di Amerika. Beberapa bulan terakhir, pecah protes menolak rasisme dan kebrutalan aparat kepolisian. Terutama terhadap komunitas orang kulit hitam. Problematika rasial tidak ditanggapi serius oleh Presiden Trump yang kerap disorot. Karena ucapan atau kicauannya berbau rasis, serta retorik dan kebijakannya yang mengarah pada visi proteksionisme (PDF) orang kulit putih.

Di sisi lain, pemilih kulit hitam menjadi penentu kemenangan Biden dalam pemilu awal Demokrat di South Carolina. Perempuan kulit hitam sudah lama dikenal sebagai loyalis Demokrat. Terbukti dari tingginya angka partisipasi mereka. Dalam pilpres maupun pemilu sela (mid-term election). Yang bahkan melebihi persentase pemilih nasional.

Namun demikian, ruang politik mereka masih sempit. Sampai hari ini, belum ada satu pun gubernur perempuan kulit hitam. Sepanjang sejarahnya selama 2 abad lebih, Kongres AS pun tercatat hanya menaungi total 47 perempuan kulit hitam: 2 senator, Carol Braun (1993-1999) dan Harris (sejak 2017), serta 45 anggota kongres yang pertama kali diwakilkan tahun 1968 oleh Shirley Chisholm dari New York.

Harris menjadi pilihan aman bagi kubu Demokrat. Untuk mendulang suara dari kalangan muda dan kulit berwarna. Seperti disampaikan oleh Time, Biden melihat Harris sebagai politikus yang mampu memenuhi 3 kepentingan sekaligus: membantunya memenangkan pilpres, mendampinginya mengelola negara selama krisis nasional, serta meneruskan obor kepemimpinan kepada generasi baru Demokrat. Bukan tidak mungkin pula penempatan Kamala sebagai cawapres kelak membuka peluang baginya menuju kursi presiden 2024. (ktn/dtk/qn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: