Gelar Demo, DPRD Bontang Nyatakan Tolak Omnibus Law
Bontang, nomorsatukaltim.com – Di Bontang, pengesahan UU Cipta Kerja tak hanya ditolak oleh kalangan buruh dan mahasiswa saja. Anggota DPRD-nya juga ikut menolak. Juga mengadakan aksi penolakan yang serupa tapi tak sama.
Kamis (8/10) lalu, kelompok mahasiswa menggelar aksi. Mereka konvoi ramai-ramai mengendari motor. Panas-panasan menuju kantor DPRD Bontang. Yang berkisar 25 menit dari pusat kota.
Sebagian ada yang menumpangi mobil pick up. Ada juga yang naik truk pasir. Salah satu mahasiswa gagah berdiri di bak belakang. Mengibarkan bendera yang dikebas kiri-kanan selama di perjalanan.
Seusai berorasi di gedung parlemen Bontang, sebagian pulang. Tapi ada yang masih bertahan dan menyambung aksinya di persimpangan 3 Jalan R Soerprapto (Simpang Ramayana).
Di sana mereka membakar ban. Ada truk pasir juga. Yang bak-nya dijadikan panggung jalanan untuk berorasi. Aksi mereka dikawal polisi. Ketat sekali. Beberapa polisi kenakan kostum preman turut di dalam lingkaran. Mengitari ban mobil yang terbakar. Berkelindan dengan para mahasiswa.
Entah apa tujuan para polisi itu. Namun, mereka selalu siaga. Layar ponselnya terus merekam orasi peserta aksi. Mungkin untuk jadi bukti.
Lantang suara pendemo kian keras saat mobil water canon memecah lingkaran. Tapi hanya manuver saja. Mobil baja itu mundur kembali. Setelah ada aba-aba.
Hari berikutnya, Jumat (9/10) giliran para elit yang ikut aksi. Ada Ketua DPRD Bontang, Andi Faizal Sofyan Hasdam, Wakil Ketua DPRD, Agus Haris, Anggota fraksi dari partai Gerindra-Berkarya, Raking dan perwakilan Fraksi PAN-Hanura, Muhammad Irfan.
Mereka ikut aksi bersama sejumlah ormas. Yang isinya ada juga pengusaha. Tapi dewan tak berorasi. Mereka hanya tanda tangan petisi penolakan Omnibus Law.
Lain halnya para elit saat turun aksi. Kostum mereka jauh lebih rapi. Bukan safari. Apalagi almamater kampus yang berdaki karena keringat di bawah matahari.
Mereka kenakan pakaian kemeja biasa. Yang sudah disetrika. Dan sepatu kets tanpa lumpur di ujung-ujungnya.
Tak ada aksi bakar ban. Toh tengah hujan rintik-rintik. Sama seperti mahasiswa juga membuat lingkaran di pusaran Simpang Ramayana.
Perlakuan petugas pun berbeda. Tak ada dorong-dorongan dengan petugas, apalagi water canon seperti saat mahasiswa berorasi. Aksi berjalan sangat damai sekali. Walaupun tuntutan mereka lugas dan tegas.
"Kami bersama Anggota Dewan Bontang menolak pengesahan Omnibus Law," ujar Andi Faizal Sofyan Hasdam kepada wartawan.
Ada 2 kendaraan yang digunakan. Satu mobil pick up, dan truk yang lebih besar ketimbang truk dipakai mahasiswa sebelumnya. Pun Kapolres Bontang, AKBP Hanifa Martunas Siringoringo juga hadir di aksi ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: