KONI Samarinda Terus Kampanye Optimalisasi Atlet Lokal
Samarinda, nomorsatukaltim.com – Sejak PON 2008, iklim olahraga di Kaltim memang meningkat pesat. Di ajang PON, Kaltim selalu menargetkan posisi 5 besar. Alias yang terbaik di luar 4 daerah Pulau Jawa. Yakni Jatim, DKI Jakarta, Jabar, dan Jateng.
Untuk target itu, Kaltim masih on the track. Bahkan di Papua nanti, Kaltim masih dianggap kekuatan besar. Satu-satunya ancaman adalah tuan rumah yang pasti ngotot ingin masuk 5 besar.
Tapi di luar itu. Kaltim masih sering menggunakan jasa atlet luar daerah. Itu kemudian yang membuat KONI Samarinda akhir-akhir ini gencar menyuarakan. Untuk tidak lagi Kaltim menggunakan atlet dari luar.
Tapi perjuangan mereka belum sampai sana. Saat ini KONI Samarinda masih berfokus di level kota/kabupaten. Dalam tur kunjungan ke KONI beberapa daerah, mereka coba menyamakan persepsi itu.
Lalu sama-sama berupaya untuk mengoptimalkan pembinaan atlet sejak dini. Disiapkan dengan metode dan penjagaan yang baik. Agar ke depan, ketersediaan atlet bertalenta melimpah. Sehingga tidak perlu lagi untuk mendatangkan atlet luar daerah.
“Masalah atlet daerah ini saya tekankan binaan sendiri. Daerah lain juga mendukung. Tinggal aturan mainya yang perlu dikordinasikan terlebih dahulu, hal ini juga menjadi laporkan saya ke KONI Kaltim nanti,” ujar Ketua Bidang Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri KONI Samarinda, Samchizal Husain.
Kota Samarinda sendiri memilik regenerasi atlet yang bagus. Ditunjang dengan pembinaan berjenjang. Artinya, hampir kebutuhan atlet terpenuhi. Fasilitas juga memadai, hal itu merupakan nilai tambah bagi atlet dari Kota Samarinda. Selain juga sinergi antara cabor dengan pengurus KONI juga perlu dibangun komunikasinya.
“Kordinasi cabor dengan KONI itu harus terjalin ya komunikasinya, supaya misi pemakaian atlet daerah sendiri itu terpenuhi. Kita harap demikian juga kepada Pengkot lain,” tambahnya lagi.
Secara spesifik, disinggung soal upaya peningkatan kualitas atlet. Samchizal menjelaskan. Bahwa agar bisa ter-update. Pembinaan atlet harus konsisten, berjenjang, berkesinambungan, serta terukur lewat monitoring.
“Banyak aspek ya, peningkatan kualitas atlet itu perlu diupakan menyeluruh. Kordinasi yang baik dan bersifat membangun juga bagian yang tak kalah penting,” pungkasnya.
Sementara masalah lain yang sering timbul. Khusus untuk kejuaraan di Kaltim tentunya. Adalah gengsi kedaerahan. Dengan menggunakan jasa atlet luar daerahnya. Kemudian mengorbankan kualitas atlet yang dimiliki oleh atlet binaan Pengkot sendiri. Budaya ini yang ingin dikikis pelan-pelan. (frd/ava)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: