Disambar Petir, Satu Rumah di Sempaja Rata dengan Tanah
Samarinda, NomorSatuKaltim.com - Sambaran petir menghanguskan satu rumah semi permanen di Jalan Teluk Kedondong, Kelurahan Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara, Sabtu (3/10/2020) pukul 15.00 Wita lalu.
Petir menyambar saat hujan sedang mengguyur Samarinda. Beruntung saat petir itu menyambar, penghuni rumah sedang tak berada di rumah. Namun akibat peristiwa ini, Dimas Eko Prasetyo (23) dengan istri dan tiga anaknya, tak lagi memiliki tempat tinggal. "Saat kejadian, mereka (Dimas dan keluarga) sedang bepergian. Lagi jalan-jalan ke kota. Jadi rumahnya dalam keadaan kosong," ucap Maswedi (30), warga sekitar saat ditemui di sekitar lokasi kejadian. Maswedi menerangkan, saat kejadian dirinya sedang berada di kamar rumahnya, yang letaknya berseberangan dengan kediaman Dimas yang tersambar petir. "Sempat ada suara petir dua kali dan itu nyaring banget. Baru orang rumah saya kasih tahu kalau ada kebakaran di depan rumah," terangnya. Mengetahui perihal tersebut, Maswedi langsung melaporkannya ke relawan dan Dinas Pemadam Kebakaran Samarinda. Setelah beberapa waktu kemudian, petugas pemadam kebakaran yang tiba di lokasi, saling berjibaku memadamkan api. "Kendalanya tadi jarak cukup jauh dan akses air sulit didapatkan," timpal Heri Suhendra, Subbagian Humas Disdamkar Samarinda. Kata Heri, meski lokasi kejadian jauh dari kota dan minimnya sumber air, namun api tak sampai meluber ke bangunan lainnya. "Letak rumah ke rumah lain itu, untungnya berjarak. Kalau berdempetan, api bisa saja dengan cepat meluas dan menghanguskan bangunan lainnya," imbuhnya. Sementara itu, Bhabinkamtibmas Sempaja Utara Polsek Sungai Pinang, Bripka Lamsihar Dijaga menyampaikan, dari informasi yang dihimpun, diduga kuat kebakaran akibat sambaran petir. "Penyebabnya diduga kuat karena sambaran petir. Untuk korban nihil dan kerugian ditaksir mencapai Rp 40 juta," tandasnya. Sementara itu, dikonfirmasi terkait fenomena rumah yang terbakar akibat sambaran petir, dapat dijelaskan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Samarinda. Sutrisno, Prakirawan BMKG Samarinda menerangkan, peristiwa yang kediaman Dimas Eko Prasetyo itu adalah petir bernama Cloud to Ground (CG). Petir seperti ini, biasanya muncul dari awan. Energi yang terkandung cukup kuat itu kemudian dilepaskan ke arah daratan. Ketika menyambar sebuah objek, maka muatan listrik di dalamnya akan menciptakan percikan api. Sehingga bisa saja menjadi pemicu sebab terjadinya kebakaran. Terlebih petir yang menyambar di kediaman Dimas adalah rumah berbahan bangunan kayu. "Ada beberapa kasus yang lebih ekstrem, petir ini dapat langsung memicu kebakaran saat mengenai bahan mudah terbakar," ucap Sutrisno dikonfirmasi, Minggu (4/10/2020). Beberapa peralatan rumah tangga, seperti televisi, talang besi, bingkai yang terbuat dari logam, atau pun saluran telepon berpotensi tersambar petir. Karena benda tersebut bisa menyalurkan muatan listrik yang terkandung dari sambaran petir. "Petir akan menyambar objek yang lebih tinggi dari sekitarnya, secara sifat. Alat-alat tersebut dapat memicu sambaran petir ketika dipasang relatif lebih tinggi dari bangunan sekitarnya. Apalagi tiang terbuat dari logam, seperti tiang antena TV, tiang kabel telepon atau listrik, dan lainnya," tambahnya. Sutrisno pun mengimbau, guna meminimalisasi serta mengantisipasi terhindar dari sambaran petir, masyarakat diminta agar tidak memasang tiang antena televisi atau sejenisnya yang terbuat dari logam dengan posisi tinggi. "Antena televisi dapat dipasang lebih rendah dari pohon misalnya. Kalau yang lain, bisa memasang penangkal petir di sekitar rumah. Objek lain yang berfungsi dapat menjadi penangkal petir, adanya pohon tinggi di sekitar rumah. Yang setidaknya berjarak lebih dari dua meter, tetapi tidak terlalu jauh posisinya," pungkasnya. (aaa/zul)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: