Sampah di Bontang Turun Drastis Saat COVID-19

Sampah di Bontang Turun Drastis Saat COVID-19

Bontang, Nomorsatukaltim - Masa pandemi COVID-19 tak melulu mengerikan. Ada juga hikmahnya.

Misalnya, volume sampah yang mencemari hari-hari jadi berkurang. Di Bontang, jumlah sampah sejak April menurun drastis. Biasanya dalam sehari petugas kebersihan bisa mengangkut 10 ton lebih. Malah pernah mencapai 12 ton dalam satu hari.

Tapi sejak pagebluk jumlahnya menurun drastis. Pada April kemarin sampah dari masyarakat umum hanya 1,5 ton saja. Padahal triwulan pertama jumlahnya di atas 10 ton.

"Memang sejak penerapan pembatasan jam malam jumlahnya turun sekali," ungkap Kepala UPT TPA Bontang Lestari, Yuniar saat ditemui Disway Kaltim baru-baru ini.

Memang selama semi PSBB beberapa bulan lalu aktivitas warga minim. Pusat-pusat keramaian mendadak sepi. Yang buat pengusaha kedai dan restoran menjerit.

Sejak pemberlakuan adaptasi kebiasaan baru kondisi pelan-pelan berubah. Tapi tak seperti sedia kala. Paling tinggi volume sampah hanya 5 ton, itupun pada Agustus lalu.

Namun, kondisi berbeda justru terjadi di kawasan perumahan. Ada 5 kawasan yang diangkut oleh jasa angkut swasta. Di kawasan perumahan ini volume sampah justru bertambah.

Paling tinggi PT Badak yang mencapai 70 ton lebih pada Juni lalu. Lalu turun kisaran 60 ton dua bulan kemudian.

Melihat grafik rata-rata sampah paling banyak bersumber dari jasa angkut Badak LNG. Kurun 8 bulan terakhir volume sampahnya mencapai 532 ton.

Lalu disusul 2 perumahan lain, perumahan HOP dan Bontang Sekatup Damai (BSD). Sedangkan sampah dari masyarakat umum sejak Januari - Agustus lalu hanya 50 ton saja.

Sampai saat ini TPA Bontang Lestari menjadi satu-satunya wadah penampungan sampah se-Kota Bontang. Bak sampah raksasa di TPA dimanfaatkan untuk pengolahan gas metana.

Sejak diluncurkan 2018 lalu, program ini belum benar-benar efektif. Yang mulanya digadang-gadang sebagai sumber jargas untuk kawasan Bontang Lestari. Namun sampai saat ini hanya 50 Kepala Keluarga saja yang dialiri. (wal/ava)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: