Hotel Samarinda Jadi Tempat Isolasi Pasien COVID-19, PHRI: Siap !!!
Samarinda, nomorsatukaltim.com – Penyebaran COVID-19 semakin mengkhawatirkan. Wadah untuk isolasi juga terbatas. Pemerintah punya alternatif. Hotel bintang tiga siap disulap sebagai tempat isolasi.
Hingga kini angka positif COVID-19 mencapai 1.918 kasus. Beruntung sudah sekitar 1.361 pasien sudah dinyatakan sembuh. Hanya 470 yang masih dalam perawatan. Itu pun sebanyak 154 orang dirawat di rumah sakit. Termasuk di Bapelkes. Sisanya melakukan isolasi mandiri. “Iya, memang dari pusat sudah ada memberi sinyal (penggunaan hotel sebagai wadah karantina pasien COVID-19), daerah hanya mengikuti saja,” ucap ketua perhimpunan hotel dan resort indonesia (PHRI) Samarinda Lenny Marlina saat dihubungi Disway Kaltim, Selasa (22/9).
Dia juga mendukung wacana itu. Kekhawatirannya satu. Pasca digunakan sebagai tempat isolasi. Masyarakat bisa was-was. Khawatir. Alhasil, tingkat kunjungan hotel diprediksi akan menurun. Hingga September ini saja okupansi hotel menurun. Mencapai 30 persen. Padahal, Juli lalu sempat menanjak 70 persen. “Kami ini pelaku bisnis. Apapun alasannya, jika merugikan tentu tak ingin ambil risiko. Tapi kami kembalikan lagi ke teman-teman (pengusaha hotel), bersedia atau tidak,” ungkapnya.
Lenny malah setuju kalau hotel atlet yang dijadikan wadah karantina pasien COVID-19. Lagi pula, bangunan tersebut sudah mengkrak bertahun-tahun. Pihaknya pun bersiap memfasilitasi pengelolaannya untuk menjadi wadah karantina. “Tinggal pemerintah bersedia atau tidak. Sampai sekarang kami belum dikontak Pemkot Samarinda (mengenai wacana hotel atlet sebagai wadah karantina),” jelasnya.
Senada dengan itu, Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kaltim, Muhammad Zulkifli mendukung Hotel Atlet Sempaja di Komplek Stadion Madya Sempaja dijadikan tempat karantina pasien yang terjangkit virus corona. Sebab, sudah satu dekade lebih rumah inap para atlet ini tidak difungsikan. Terakhir digunakan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Kaltim yang dilaksanakan pada 2008 lalu. “Sayang, potensinya tak dipakai,” imbuhnya.
Namun, ia mengungkapkan, pemanfaatan hotel sebagai wadah isolasi sebenarnya sudah dilakukan. Ada di Samarinda dan beberapa hotel bintang dua dan tiga di Kaltim. Bahkan, sudah digunakan sejak dua bulan lalu. Sayangnya, dirinya tidak mau membeberkan hotel mana saja yang dimaksud.
Tapi, wajar saja. Ia takut pelanggan hotel disana takut. Hingga akhirnya hotelnya merugi karena persoalan okupansi. Sebagian besar yang disedikan adalah kamar dengan ruang mandi dan jendela. Dengan demikian sirkulasi udara terjaga. “Makanan pun cukup diantar di depan pintu kamar saja. Kami mendukung program dari pemerintah. Namun tiap kebijakan ada kelebihan dan kelemahannya,” pungkasnya. (mic/boy)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: