Jika IKN di Kaltim, BI Minta Infrastruktur Diperhatikan untuk Menaikkan Ekspor

Jika IKN di Kaltim, BI Minta Infrastruktur Diperhatikan untuk Menaikkan Ekspor

Samarinda, DiswayKaltim.com  Jika Ibu Kota Negara (IKN) dipindah ke Kaltim, ekspor di Bumi Etam diprediksi akan menyaingi negara tetangga Malaysia. Alasannya cost transportasi dan akomodasi bisa ditekan sehingga biaya ekspor barang ke negara lain pun diyakini tidak akan mahal.

Hal demikian diutarakan Kepala Bank Indonesia Perwakilan (BI Pwk) Kaltim, Tutuk S.H Cahyono. Akan tetapi untuk mencapai itu tidak mudah. Pihaknya berharap infrastruktur lebih ditingkatkan.

Ada alasannya. Menurut Tutuk, jika pemerintah memberikan perhatian infrastruktur lebih kepada Kaltim, dampak ekonomi akan lebih terasa.

“Lebih efisien, produktivitas jadi naik. Ini yang akan membuat daya saing ikut naik,” katanya kepada DiswayKaltim.com, Kamis (22/8/2019).

Menurut dia, secara makro, setiap negara maju berusaha menaikkan daya saing poduk dan jasa.

Ia menganalogikan jenis produk yang sama di Indonesia dengan negara tetangga Malaysia. Harga jual di Malaysia jauh lebih murah. Otomatis permintaan akan lebih banyak didapat dari Malaysia.

Ekspor Negara Jiran pun akan tinggi. Sebaliknya, di Indonesia harga jual justru tinggi. Penyebabnya bisa jadi karena sarana pendukung infrastruktur belum terpenuhi. Akibatnya produsen terpaksa menaikan harga untuk menutup cost produksi.

“Produknya sama tapi biaya untuk angkut dan sebagainya membuat itu menjadi mahal,” sambung Tutuk.

Dengan dukungan infrastruktur tersebut, harapannya tidak ada lagi biaya ekspor yang tinggi karena alasan menekan cost produksi. Membangun pelabuhan yang beroperasi di IKN, lanjutnya, justru bisa meningkatkan produksi dengan harga yang sama dengan negara tetangga.

“Kalau ekspor tinggi, devisa tinggi, nilai rupiah juga ikut menguat, rakyat akan sejahtera,” tegas dia.

BI sendiri sebagai lembaga otoritas bidang moneter dan pengawasan makro dan sistem pembayaran akan melakukan tugas dengan baik.

“Kami akan dukung sesuai tugas kami, termasuk mengendalikan inflasi. Inflasi boleh tapi jangan sampai terlalu rendah dan terlalu tinggi,” imbuh Tutuk. (boy/dah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: