Menggali Ceruk Pasar Digital; Kaltim 8 Nasional Skor EV-DCI, Balikpapan Tertinggi di Kalimantan

Menggali Ceruk Pasar Digital; Kaltim 8 Nasional Skor EV-DCI, Balikpapan Tertinggi di Kalimantan

Dengan skala 0-100, angka ini memperlihatkan bahwa daya saing digital Indonesia masih terbilang rendah. Artinya, Indonesia memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital.

Berdasarkan pada 9 pilar yang menjadi alat ukur EV-DCI, pilar penggunaan teknologi Information, Communication & Technology (ICT) yang mendapatkan nilai tertinggi.

“Ini berarti dari segi infrastruktur, Indonesia tergolong paling siap dalam ekonomi digital. Sedangkan, pilar sumber daya manusia (SDM) dan kewirausahaan merupakan dua pilar dengan skor terendah yang menandakan bahwa Indonesia harus bekerja keras untuk menyiapkan SDM dan kewirausahaan untuk menghadapi ekonomi digital,” ucap Melisa.

Kaltim Ungguli Bali dan Jawa Tengah

Melisa Irene melanjutkan, Pulau Jawa memimpin pada hampir semua pilar pembangunan EV-DCI. Namun, Kalimantan Timur menjadi provinsi di luar Pulau Jawa yang mampu menempati posisi 8 nasional dengan skor EV-DCI 37,9. “Keberadaan provinsi ini di posisi tersebut cukup melebihi ekspektasi karena melebihi provinsi lain, terutama Bali dan Jawa Tengah,” sebutnya.

Menurutnya, Kaltim memiliki performa paling baik dalam penggunaan ICT dengan skor 72,8. Hal tersebut didukung karena rasio kepemilikan handphone dan komputer di provinsi ini tergolong tinggi.

Sementara dukungan infrastruktur di Kaltim memiliki skor menengah yaitu 43,5 . Sedangkan untuk inklusi keuangan masih memiliki ruang untuk berkembang 39,7. Dari semua pilar input yang dinilai, SDM merupakan pilar dengan nilai terendah yakni 20,2.

“Keterbatasan di SDM membuat perekonomian di sektor digital juga kurang berperforma baik. Kewirausahaan sektor informasi dan komunikasi memiliki skor rendah 30,7, tetapi relatif lebih baik dibandingkan kebanyakan provinsi ,” tambahnya.

Adapun untuk tingkat kota, Balikpapan menjadi kota dengan skor EV-DCI tertinggi di Kalimantan, yaitu sebesar 44,2. Kota ini merupakan pusat bisnis dan industry. Sekaligus memiliki perekonomian terbesar di Kalimantan. “Pilar perekonomian di kota ini mendapatkan skor 53,8,” ungkapnya.

Secara umum, perkembangan ekonomi digital yang cukup pesat tersebut memberikan dampak positif, seperti tumbuhnya berbagai platform e-commerce, transportasi online, jasa keuangan online , hingga digitalisasi pariwisata. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: