Parah! Pengunjung Air Terjun Tembinus Sepaku Tinggalkan Banyak Sampah

Parah! Pengunjung Air Terjun Tembinus Sepaku Tinggalkan Banyak Sampah

Pelaksanaan giat bersih sampah di objek air terjun Tembinus Sepaku. (Istimewa)

PPU, nomorsatukaltim.com - Objek air terjun Tembinus di Sepaku ramai dikunjungi. Tapi sayang, yang datang acap tak peduli terhadap lingkungan.

Hal itu membuat resah. Khususnya bagi warga sekitar kawasan ini. Berniat memberikan edukasi, warga lalu menggelar giat bersih-bersih kawasan air terjun.

"Gerakan ini didasari oleh keresahan bersama terhadap kawasan wisata air terjun Tembinus, yang banyak sekali menyisakan sampah berserakan. Hasil dari kunjungan para wisatawan," jelas Koordinator Gerakan Peduli Alam Sepaku, Eko Ady Prastyo pada Disway Kaltim, Selasa (1/9/2020).

Giat Ini adalah kegiatan gabungan berbagai komunitas. Sekaligus mendeklarasikan diri untuk menjadi satu aliansi gerakan. Menggaungkan tagar #PeduluiAlamSepaku.

Bekerjasama pula dengan PT Itci Hutani Manunggal (IHM). Selaku pemilik pengelolaan air terjun. Maklum lokasinya memang di areal wilayah kerjanya.

Urgensi dari kegiatan ini adalah memberikan edukasi. Utamanya untuk masyarakat serta pengunjung. Untuk tetap menjaga kelesatrian lingkungan hidup.

"Dengan cara tidak membuang sampah sembarangan. Tetap menjaga serta merawat air terjun Tembinus. Ya agar tetap bisa dinikmati dengan baik," imbuhnya.

Ada 3 konten utama dalam giat. Pengadaan bak sampah, pemasangan plang edukasi juga pemungutan sampah di kawasan objek wisata.

"Objek ini belum masuk ke dalam pengelolaan Disbudpar PPU. Jadi sampai dengan saat ini masih masuk dalam pengelolaan perusahaan," jelas Ady.

Gabungan beberapa komunitas. Penikmat Alam Sepaku, Slank Fans club sepaku, Pendaki Kalimantan, Santana (Santri Tanggap Bencana), Bumi Taka, K'day Sanskuy dan para pemuda lokal lainnya.

Kepedulian itu perlu dibangun. Selama ini banyak sampah yang berserakan. Berhamburan di sela-sela pohon yang rindang. Seperti botol plastik, bungkus dan makanan ringan.

Pembuatan tong sampah itu untuk memudahkan para pengunjung. Sekaligus meningkatkan kesadarannya.

"Kalau bukan kita, maka siapa lagi yang peduli dengan alam ini. Berikan mereka nafas yang segar, agar akar bisa berkembang, bakteri-bakteri penyubur tidak terkubur," tambah Ketua Santana, Muhammad Abid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: